JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Ketua KPK Firli Bahuri datang menghadiri pemeriksaan di Dewan Pengawas (Dewas) KPK. Dia diperiksa selama tiga jam. “Ya seputar laporan yang diterima oleh Dewas. Saya sudah memberikan semuanya apa yang dimintakan oleh Dewan Pengawas,” terangnya, Senin (20/11).
Anggota Dewas KPK Albertina Ho mengatakan, pihaknya sudah memeriksa Firli. Soal pengaduan yang dilaporkan sudah dimintakan klarifikasi kepada pihak yang dipanggil. Yang jelas, saat ini, Dewas masih membutuhkan saksi-saksi lainnya.
Disinggung apakah bakal mengkonfrontasi antara SYL dan Firli dalam pemeriksaan langsung, Albertina hanya menjawab dimungkinkan. “Ya nanti kita lihat perkembangannya. Kalau memang perlu lakukan,” paparnya.
Sebelum menjalani pemeriksaan di Dewas KPK, Firli melakukan konferensi di pers di KPK, kamarin. Dia angkat bicara soal pemeriksaannya di Bareskrim Mabes Polri pada 16 November lalu. Kembali menyebut dirinya tidak pernah mangkir dalam panggilan di Polda Metro Jaya (PJM). Serta mengklaim tidak pernah melakukan pemerasaan serta menerima gratifikasi maupun suap dari siapa pun.
“Saya menyatakan di setiap kesempatan bahwa saya tidak pernah melakukan pemerasan dan suap menyuap dan gratifikasi kepada siapapun,” terangnya di ruang konferensi pers KPK, kemarin. Termasuk kepada eks Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Dia juga tidak pernah mangkir dari panggilan Polda Metro Jaya. Selama ini ketidakhadirannya dijadwal pemeriksaan bukan karena untuk menghindar. Namun, ada tugas dan kewenangan di KPK yang penting dan tidak bisa ditinggal. Semuanya ketidakhadiranya itu sudah terkonfirmasi dan bersurat. Jadi bukan mangkir.
Kasus yang menimpanya kini dia nilai sebagai bagian dari upaya serangan balik para koruptor untuk melemahkan pemberantasan korupsi. Namun, dia merasa tidak pernah khawatir dan akan terus berjuang memberantas korupsi.
Tak hanya itu, dikonferensi pers yang tak menyediakan tanya jawab kepada media itu, Firli seperti terusik dengan foto dan videonya yang beredar usai diperiksa di Bareskrim pada 16 November lalu. Di mana dia tampak menghindar dari kerumunan media dan memilih menutup wajahnya menggunakan sebuah tas hitam.
“Saya paham rekan-rekan media menunggu saat itu dengan kesadaran saya pejabat publik, tetapi juga saya sebagai manusia terkadang butuh waktu untuk jeda terutama di situasi yang saya anggap abnormal,” katanya membuka soal insiden itu. Tiga hari berturut sebelum diperiksa di Bareskrim, dia bersama tim KPK fokus dalam penanganan OTT di Sorong. Dia mengaku kurang tidur.
Tak hanya itu, usai diperiksa di Bareskrim, sempat kaget karena mobilnya sempat hilang. “Sehingga seseorang menyampaikan kepada saya untuk meminjamkan mobil pribadinya kepada saya untuk mengantarkan saya keluar dari tempat,” kata. Kondisi inilah yang membuatnya tak sempat menemui rekan-rekan jurnalis.(elo/jpg)