JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Cakupan vaksinasi Covid-19 pada anak ternyata belum 100 persen. Padahal, anak-anak sudah harus kembali ke sekolah. Bahkan, kini, paparan Omicron BA.4 dan BA.5 kian mengancam.
Merujuk data vaksinasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 19 Juni 2022, vaksinasi Covid-19 dosis kedua pada anak usia 12-17 tahun baru mencapai 81,63 persen. Padahal, sudah nyaris setahun sejak vaksinasiuntuk anak rentang usia tersebut dibolehkan.
Capaian vaksinasi untuk anak usia 6-11 tahun lebih rendah lagi. Untuk dosis pertama, baru 78.47 persen anak dengan rentang usia tersebut yang sudah mendapat vaksinasi. Sementara, dosis kedua berada di angka 63,67 persen.
Melihat angka tersebut, Koordinator Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Satriwan Salim mendesak pemerintah untuk segera menuntaskan vaksinasi pada anak, baik untuk usia 12-17 maupun 6-11. Terutama, di daerah-daerah seperti Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua. "Kenapa kami mendorong vaksinasi anak tuntas? Agar masuk sekolah betul-betul aman," tegasnya, Ahad (19/6).
Pasalnya, hampir di seluruh daerah kini sudah menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen. Tak ada lagi jarak. Belum lagi, sebentar lagi anak-anak akan menjalani libur pembelajaran di tengah isu kenaikan kasus Covid-19 yang disebabkan Omicron BA.4 dan BA.5. Sehingga muncul kekhawatiran atas kondisi kesehatan mereka.
"Karenanya, kami sangat berharap vaksinasi dituntaskan, termasuk booster juga bisa segera diberikan pada anak-anak, guru, dan tenaga kependidikan," sambungnya.
Diakuinya, kekhawatiran terhadap sub variant baru saat ini memang tidak setinggi sebelumnya. Masyarakat termasuk warga sekolah pun menganggap pandemi Covid-19 telah usai. Hanya tersisa endemi yang efeknya tak terlalu berdampak. Karenanya, banyak yang mulai lalai dengan penerapan protokol kesehatan (prokes). Baik itu penggunaan masker, mencuci tangan, pengukuran suhu tubuh, ataupun berkerumun.(jpg)