Fakta terbaru, diketahui bahwa ternyata AT memiliki hubungan dekat dengan pelaku penusukan terhadap Wiranto, Abu Rara. AT dan Abu Rara diketahui dalam satu grup chat bernama Menanti Al Mahdi. ”Diduga AT ini mengetahui niatan Abu Rara melakukan aksi teror,” jelasnya.
Dalam penangkapan itu ditemukan sejumlah barang bukti, yakni sangkur, panah dan air soft gun. Kemungkinan sejumlah senjata itu akan digunakan melakukan aksi teror di Bali. ”Semua itu sudah disiapkan untuk aksi,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya kemarin (12/10).
Hengky mengatakan bahwa keduanya sempat melakukan perlawanan saat dilakukan penangkapan. Setelah tertangkap, mereka mengaku bersepakat melawan bila diendus petugas. ”Mereka juga berupaya menghilangkan barang bukti dengan membuang hp dan laptop ke air,” jelasnya.
Brigjen Dedi Prasetyo menambahkan, selain ketiga terduga teroris yang baru saja tertangkap, sebelumnya Densus 88 telah menangkap sejumlah orang lainnya. Seperti, di Morowali, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
”Kalau di Morowali ada tujuh tersangka terkait MIT, ada juga sejumlah orang ditangkap di Salatiga, yang terkait dengan Abu Zee juga delapan orang. Semua itu mampu dicegah melakukan aksi. Abu Zee kan berencana meledakkan bom,” paparnya.
Pori, lanjutnya, berupaya secara profesional dalam melakukan preventive strike. Bahkan, Polda juga telah melakukan pemetaan terhadap sejumlah daerah yang dianggap rawan terorisme. ”Daerah yang potensial terjadi aksi teror sudah diketahui, BNPT juga melakukan pemetaan semacam itu,” ujarnya.
Sementara Pengamat Terorisme Al Chaidar mengatakan, kejadian ini menunjukkan perlunya pengawasan yang ketat terhadap sel-sel tidur kelompok teroris. Sel tidur itu bisa sewaktu-waktu melakukan aksinya. ”Jangan sampai dilepas dari pantauan,” paparnya.
Bahkan, kalau perlu dilakukan pemantauan selama 24 jam. Apalagi, bila diketahui adanya agenda yang melibatkan pejabat didekat tempat tinggal terduga teroris. ”Harusnya bisa dijaga lebih, agar bisa menanggulangi aksi spontan semacam itu,” ungkapnya.
Menurutnya, kalau sel tidur itu telah diketahui, jauh lebih mudah mengantisipasi aksi spontannya. Dengan begitu, diharapkan aksi teror semacam itu tidak akan lagi terjadi. Apalagi, sampai menyasar pejabat negara. ”Jangan terulang,” urainya.(mia/deb/yog/idr/jpg)