JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Sempat kosong hampir dua bulan, susunan Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) akhirnya tuntas. Presiden Joko Widodo melantik sembilan nama anggota Wantimpres di Istana Negara, Jakarta, Jumat (13/12).
Sembilan nama itu adalah Sidarto Danusubroto, Agung Laksono, Putri Kuswisnuwardhani, Wiranto, Arifin Panigoro, Dato Sri Tahir, Mardiono, Lutfi bin Yahya, dan Soekarwo. Wiranto sendiri didaulat sebagai Ketua merangkap anggota.
Ditemui usai pelantikan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, sembilan nama itu dipilih berdasarkan rekam jejaknya. Baik dari segi kemampuan maupun integritasnya.
“Saya kira beliau-beliau ini memiliki kapasitas untuk memberikan nasihat dan pertimbangan kepada presiden,” ujarnya.
Dia menambahkan, dalam menentukan sembilan nama pihaknya juga memperhatikan komposisi latar belakangnya. Ada yang keamanan, keagamaan, sosial, ekonomi dan sebagainya. “Pak Dato Tahir misalnya yang berkaitan dengan ekonomi,” imbuhnya.
Lantas, kenapa Wiranto dipilih sebagai Ketua? Dia menilai, pengalaman panjang Wiranto di pemerintahan menjadi alasan utamanya. Selama menjabat di pemerintahan, berbagai persoalan bangsa pernah ditangani.
Mantan Wali Kota Solo itu juga menjelaskan alasan batalnya nama Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Oedang menjadi Watimpres. Hal itu, kata dia, disebabkan oleh regulasi yang melarang anggota partai menjadi Wantimpres. “Beliau lebih mencintai partai. Sehingga tidak mau (mundur dari Hanura) dan mundur dari wantimpres,” tuturnya.
Sementara itu, anggota Wantimpres Soekarwo menyambut positif kepercayaan tersebut. Saat disinggung soal apa yang akan dilakukan sebagai Wantimpres, sosok yang akrab disapa Pakde Karwo itu belum bisa merinci. Pasalnya, internal Wantimpres baru akan menggelar rapat Senin pekan depan untuk membahas teknisnya.
Namun, mantan Gubernur Jatim itu menilai akan ada banyak masukan yang bisa disampaikan ke Presiden.(far/jpg)