JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Satgas Antimafia Bola terus mengembangkan penyelidikan beberapa kasus yang saat ini ditangani. Bermula dari laporan mantan Manajer Perseba Super Bangkalan Imron Abdul Fattah terkait pengaturan skor dan pertandingan serta penipuan Piala Soeratin 2009, ada dugaan penyimpangan dalam anggaran penyelenggaraan liga.
Nah, berdasar itu, ada potensi satgas membidik para petinggi PSSI atas dugaan penyimpangan anggaran. Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo menjelaskan, dalam kasus yang dilaporkan Imron, Kepala Staf Ketum PSSI Iwan Budianto jadi terlapor.
Setelah pendalaman yang dilakukan satgas, dugaan penyimpangan anggaran liga tersebut berkaitan dengan match fixing yang terjadi, baik di Liga 2 maupun Liga 3. ”Liga 2 sudah terindikasi kuat, untuk Liga 1 dan Liga 3 pekan depan baru diputuskan kelanjutannya. Kalau barang bukti kuat, bisa diupaya paksa,” ucap Dedi.
Atas dasar itu, pejabat struktural PSSI dipanggil untuk diperiksa. Sekjen PSSI Ratu Tisha dan Bendahara PSSI Berlinton Siahaan sudah dipanggil dan diperiksa. Dan, hari ini seharusnya jadwal pemeriksaan kepada Waketum PSSI Joko Driyono. Namun, dia belum bisa hadir dan pemeriksaan dijadwalkan ulang pada 24 Januari.
Direktur Media PSSI Gatot Widakdo membenarkan bahwa Jokdri –sapaan Joko Driyono– belum bisa memenuhi panggilan Satgas Antimafia Bola hari ini. Jokdri masih harus berkonsentrasi dengan persiapan Kongres Tahunan PSSI di Bali. ’’Ada urusan juga yang tidak bisa ditinggalkan,’’ ucapnya.
Nah, karena tidak bisa datang, Gatot mengatakan bahwa Jokdri sudah mengajukan pengunduran jadwal pemanggilan. Rencananya, jadwal yang diajukan adalah pekan depan, tepat setelah Kongres Tahunan PSSI. ’’Jadwal yang baru kami belum dapat. Jadi, ditunggu saja,’’ terangnya.