VAKSINASI COVID-19

Skema Vaksin Mandiri Masih Dikaji

Nasional | Minggu, 24 Januari 2021 - 09:18 WIB

Skema Vaksin Mandiri Masih Dikaji
Siti Nadia Tarmizi

"Bahan baku vaksin Covid-19 ini, sudah mulai diproduksi pada pertengahan Januari,” ujar Honesti Basyir.

Honesti Basyir mengatakan, hasil dari proses produksi bahan baku tersebut, akan melengkapi pasokan vaksin Covid-19, dalam kemasan finish product sebanyak tiga juga dosis yang sudah diterima sebelumnya pada Desember.


”Kolaborasi antara Bio Farma dengan Sinovac melalui dua mekanisme. Yakni impor dalam bentuk barang jadi/finished product single dose yang diperuntukan front liner di Indonesia dan impor dalam bentuk bulk/konsentrat vaksin. Dari bulk ini, akan diproses lebih lanjut di Bio Farma di fasilitas fill and finish di Bio Farma,” terang Honesti.

Honesti menambahkan, sebanyak tiga juta dosis vaksin Covid-19 dalam bentuk barang jadi, sudah diterima pada Desember 2020. Dari jumlah tersebut, 1,2 juta dosis di antaranya, sudah terdistribusi ke 34 provinsi. Sisanya yang 1,8 juta dosis sudah mulai dilakukan distribusi tahap 2 pada minggu ini, ke 34 provinsi.

Sedangkan untuk bahan baku, Bio Farma akan menerima sebanyak 140 juta dosis, yang akan diterima secara bertahap. Tahap pertama pengiriman bahan baku itu, sudah diterima sebanyak 15 juta dosis pada 12 Januari.

Untuk pendistribusian vaksin, grup Bio Farma, bersama anggota PT Kimia Farma (Tbk) dan PT Indofarma (Tbk), sudah memiliki 48 cabang atau warehouse di seluruh Indonesia.

“Hal ini bisa kita optimalkan. Dalam sisi teknologi, Bio Farma sudah menyiapkan digital solution yang bersifat end-to-end mulai dari pabrik produksi, proses distribusi, dan sampai di tujuan akhir (fasilitas kesehatan). Dan proses pendistribusian ini, dapat dimonitor real time di Command Center Holding BUMN Farmasi,” kata Honesti Basyir.

Menurut dia, Indonesia membutuhkan vaksin Covid-19 untuk 181,5 juta penduduk atau setara dengan 426 juta dosis. Untuk mengantisipasi kelangkaan pasokan vaksin Covid-19 dari produsen, kementerian kesehatan telah mengeluarkan Permenkes Nomor HK.01.07/MENKES/12758/2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin untuk Pelaksanaan Vaksinasi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).

Dari Permenkes tersebut, supply vaksin akan didapat dari hasil produksi PT Bio Farma (Persero), AstraZeneca, Cina National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm), Moderna, Pfizer Inc. and BioNTech dan Sinovac Life Sciences Co., Ltd dan Novovax.

”Keseluruhan vaksin Covid-19 tersebut, harus melaporkan hasil uji klinis 1 sampai dengan 3 dan mendapatkan EUA dari Badan POM,” tutur Honesti Basyir.

Untuk dapat memenuhi kebutuhan vaksin Covid-19 yang dibutuhkan Indonesia, Bio Farma sudah melaksanakan amandemen supply agreement yang ditandatangani Honesti Basyir pada 30 Desember dengan perusahaan farmasi asal Kanada, AstraZeneca dan Novovax, masing-masing sebanyak 50 juta dosis.

Untuk AstraZeneca, diperkirakan akan mendapatkan emergency use authorization (EUA) pada dari Badan POM pada April. Sedangkan untuk Novovax akan mulai dipasok pada Q2 2021 melalui anggota holding BUMN Farmasi yakni Indofarma dan  diperkirakan akan mendapatkan EUA dari Badan POM pada Mei.

”Sehingga total yang sudah diamankan dari kedua perusahaan tersebut untuk Indonesia sebanyak 100 juta dosis. Selain dengan dua perusahaan tersebut, Bio Farma juga akan direncanakan menandatangani supply agreement dengan Pfizer Biontech,” ujar Honesti Basyir.(mia/c19/oni/das)

Laporan JPG, Jakarta

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook