JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Persiapan pemberangkatan jemaah haji musim 2023 terus dikebut. Saat ini jemaah calon haji (JCH) di sejumlah daerah sudah menjalani perekaman biometrik. Perekaman ini dilakukan untuk proses bio visa yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah Arab Saudi.
Kepala Bidang (Kabid) Penyelenggaran Haji dan Umrah Kemenag Riau, Syahrudin menyebutkan berdasarkan data terbaru, sampai Senin (3/4) sudah sebanyak 2.111 JCH Riau yang sudah tahapan proses Saudi Visa Bio. ‘’Sedangkan yang telah masuk tahapan entri Saudi Visa Bio baru sebanyak 1.454 JCH,’’ ujarnya, Rabu (5/4)
Sementara itu, laporan yang masuk ke Kementerian Agama (Kemenag), perekaman biometrik di antaranya dilakoni JCH dari Kota Banda Aceh. Perekaman biometrik itu dilakukan melalui aplikasi Saudi Bio Visa yang dibuat oleh Pemerintah Saudi.
Kepala Kantor Kemenag Kota Banda Aceh Abrar Zym mengatakan perekaman biometrik itu dilakukan setelah keluar nama-nama calon jemaah berhak lunas. ’’Proses perekaman biometrik sudah berjalan beberapa hari ini,’’ katanya, Rabu (5/4).
Dia mengatakan sedikitnya sudah 100 JCH yang selesai melakukan proses perekaman biometrik. Abrar mengatakan kuota haji di Kota Banda Aceh berjumlah 566 orang. Dia mengatakan, aplikasi Saudi Bio Visa ini baru pertama kali diberlakukan. Data biometrik calon jemaah haji yang diunggah adalah wajah, sidik jari, serta fotokopi paspor.
’’Dengan adanya sistem Saudi Bio Visa ini, nanti memberikan kemudahan dan kecepatan pemeriksaan saat jemaah datang di bandara Arab Saudi,’’ katanya.
Upload data biometrik itu bisa dilakukan secara mandiri oleh tiap-tiap calon jemaah haji. Jemaah tidak perlu mengunjungi kedutaan atau konsulat Arab Saudi di Indonesia. Selain itu juga tidak perlu ke pusat penerbitan visa mitra pemerintah Arab Saudi di Indonesia.
Aplikasi Saudi Bio Visa bisa langsung diunduh calon jemaah melalui ponsel masing-masing. Sayangnya saat melihat respon pengguna, banyak yang mengeluhkan proses input biometrik. Beberapa di antaranya mengeluhkan keluarganya yang lansia kesulitan saat input sidik jari dan lainnya.
Kepala Subdirektorat Transportasi Udara dan Perlindungan Jemaah Haji Reguler Kemenag Noer Alya Fitra mengatakan, input biometrik di aplikasi Saudi Visa Bio itu sebagai syarat awal pemrosesan visa haji. Proses visa haji tetap dilakukan oleh Kemenag. Visa tidak langsung dikirim ke ponsel jemaah meskipun sudah sukses input data biometrik.
Pejabat yang akrab disapa Nafit itu mengatakan, tidak menutup kemungkinan proses input biometrik ada kendala. ’’Misalnya sidik jadi jemaah tidak terbaca di ponselnya,’’ katanya.
Bagi calon jemaah yang kesulitan input biometrik, bisa mendatangi kantor Kemenag kabupaten dan kota setempat. Nanti akan dibantu prosesnya sampai selesai. Dia membenarkan bahwa input biometrik di aplikasi itu untuk memudahkan pengecekan jemaah saat kedatangan.(ilo/wan/jpg)