Pada 1984, saat Belle menginjak usia 11 tahun, ia pindah ke Kota Lisses, Perancis. Di kota inilah, dia menemukan teman dan membentuk grup parkour bernama Yamakasi. Bersama grup ini, Belle dan teman-temannya berlatih mendalami gerakan-gerakan parkour.
Kini, parkour berkembang sedemikian pesat. Berbagai komunitas berkembang di banyak kota di Indonesia.
“Salah satunya di Pekanbaru ini,” ujar Dhani.
Kuasai Gerakan Dasar
Dalam parkour, terdapat beberapa gerakan dasar yang harus dikuasai oleh olahragawan ini. Pertama gerakan dasarnya adalah kong. Kong adalah gerakan melompati rintangan seperti meja dengan tumpuan tangan. Istilah kong diambil dari kata kingkong yang gerakannya aktif menggunakan tangan ketika melompati sebuah rintangan. Kedua dash. Dash hampir sama dengan kong, hanya saja tumpuan kaki dahulu daripada tangan. Berikutnya yang ketiga rolling, yakni gerakan landing dari lompatan tinggi. Biasanya ketika melompat, seorang olahragawan parkour mendarat dengan kakinya tetapi harus dilanjutkan dengan rolling agar tidak menimbulkan cedera. Berikutnya yang keempat wall up atau memanjat dinding. Biasanya gerakan wall up dilakukan untuk menaklukkan rintangan yang tinggi.
Selain empat gerakan itu tidak ada gerakan spesifik lainnya. Yang lain kebanyakan adalah modifikasi. Salah satunya adalah gerakan-gerakan senam seperti salto. Padahal sebenarnya salto atau gerakan senam lantai lainnya bukanlah gerakan parkour. Akan tetapi belakangan berkembang kombinasi antara parkour dan salto.
“Makanya sekarang tak hanya murni parkour, melainkan juga ada freerun di dalamnya. Termasuk dalam komunitas kami di Pekanbaru ini,” ujar Dhani.(das)
Laporan MUHAMMAD AMIN, Pekanbaru