Hobi Baca Buku Sastra, Anies Baswedan Suka Cerpen ’Pertaruhan’ Karya Anton Chekhov

Politik | Senin, 28 Agustus 2023 - 01:03 WIB

Hobi Baca Buku Sastra, Anies Baswedan Suka Cerpen ’Pertaruhan’ Karya Anton Chekhov
Anies Baswedan cerita soal kegemarannya membaca buku-buku sastra dalam acara Anies Baswedan Bicara Kebudayaan: Tentang Kini dan Nanti di Taman Ismail Marzuki (TIM), Kamis (24/8/2023). (ISTIMEWA)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan mengaku sudah terbiasa membaca buku sejak masih di bangku sekolah dasar (SD).

"Saya sampai sangat menyukai cerpen-cerpen karya Anton P. Chekhov. Kalau novel kan panjang, butuh daya tahan untuk membacanya. Untuk anak yang masih kecil butuh daya tahan untuk baca, saat itu saya masih SD, kelas 5," tutur Anies dalam acara Anies Baswedan Bicara Kebudayaan: Tentang Kini dan Nanti di Taman Ismail Marzuki (TIM), beberapa waktu lalu.


Menurutnya, karya cerpen Anton Chekhov yang paling disukainya sampai sekarang berjudul 'Pertaruhan'. "Yang saya sukai itu karya-karya yang sifatnya essay," tutur mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

Acara ini dipandu oleh Afnan Malay, pencipta Sumpah Mahasiswa (1988), ikon gerakan mahasiswa anti-Orde Baru yang juga alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) satu almamater dengan Anies Baswedan. Dalam memandu acara tersebut Afnan menyampaikan bahwa Anies Baswedan sejak kecil sudah kental dengan kebudayaan saat di Jogjakarta.

"Mas Anies ini perjalanan hidupnya tidak jauh-jauh dari kebudayaan, bahkan sangat kental dengan urusan kebudayaan," kata Afnan.

Cerpen Anton Chekhov dengan judul 'Pertaruhan' ini bertemakan masalah hukuman mati dan penjara seumur hidup. Namun, jika disuruh memilih keduanya, maka pilihannya adalah hukuman seumur hidup. Bagaimana pun juga, hidup lebih baik daripada tidak hidup sama sekali.

Anies menyampaikan bahwa hobinya membaca hanya kebetulan. Pasalnya, waktu kecil, dia sering berantem dengan teman-teman di kampungnya. Hingga sang ibu, Aliyah, membolehkannya bermain sepeda daripada sering berantem. Akan tetapi, rute bersepeda dari rumah menuju ke perpustakaan. Dari situlah, dia mulai suka membaca buku.

"Rumah kami, tumbuh besar di Taman Yuwono No. 19, Yogyakarta. Garasi rumah dijadikan tempat latihan teater Muslim di masa itu, ada Pedro Sudjono, Mohammad Diponegoro, Arifin C. Noer. Waktu itu saya masih kecil sekali, tidak terlibat langsung. Hanya saja di rumah banyak koleksi buku sastra, bukan puisi, tetapi cerpen. Saya mulai terekspose perpustakaan dari dalam rumah kakek saya," pungkasnya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook