SETELAH 43 TAHUN PDAM

Mengalir Tak Sampai Jauh

Liputan Khusus | Minggu, 06 Desember 2015 - 10:11 WIB

Mengalir Tak Sampai Jauh

Kondisi air yang tidak bagus, diakui Kemas berpengaruh kepada jumlah pelanggan. Semakin tahun, jumlah pelanggan semakin menurun. Pada 2002, jumlah pelanggan PDAM mencapai 27.000 SR. Saat ini, jumlahnya hanya tinggal 12.600 SR atau mengalami penurunan lebih dari 50 persen dengan debit air 460 liter perdetik. Menurunnya jumlah pelanggan juga mengakibatkan turunnya pendapatan yang berpengaruh besar kepada finansial. Biaya operasional PDAM juga terganggu.

‘’Kualitas air bermasalah. Begitu juga kuantitas dan kontinunitasnya. Ya, air kadang mengalir, kadang tidak, kadang keruh. Pipa-pipa tua, berkarat, bocor dan sebagainya. Ini membuat pelanggan tidak yakin dengan PDAM. Itu kita akui. Makanya jumlah pelanggan terus menurun. Dampaknya sangat banyak. Pemasukan terganggu begitu juga dengan biaya operasional,’’ ujar Kemas.

Baca Juga :Pagar Pembatas Galian Miring ke Badan Jalan

Hutang Menumpuk

Masalah intern PDAM juga menjadi benalu yang terus mengganggu aktifitas bahkan psikologi karyawan PDAM. Misalnya terkait hutang warisan kepada negara mau pun pihak ketiga. Hutang ini juga membuat PDAM semakin terpuruk. Orang memandang PDAM tidak berdaya, hidup dengan hutang dan tidak mampu memberikan pelayanan.

Hutang yang ditanggung PDAM itu antara lain, hutang kepada PT Karsa Tirta Dharma Pangada (KTDP) selaku pihak ketiga yang menjadi investor sekitar tahun 2003-2007 sebesar Rp42 miliar. Niat hati ingin menanam investasi, tapi akhirnya terbelit hutang sendiri. Meski begitu, Pemko tidak menyerah. Merasa benar, Pemko menyelesaikan persoalan hutang itu ke pengadilan meski akhirnya kalah dan wajib membayar hutang-hutang tersebut terhitung 2012 silam.

Hutang warisan kedua juga tidak sedikit. Rp60 miliar. Hutang ini ada sejak 1996. Awalnya tidak sebesar itu. Tapi karena tidak dibayar-bayar, bunga semakin banyak dan akhirnya mencapai Rp60 miliar. Persoalan hutang cukup menggangu sistem jika tidak diselesaikan dengan segera.

‘’Hutang kepada pemerintah pusat sebesar Rp60 miliar sebagian besar diputihkan oleh negara. Saat ini tinggal Rp14 miliar. Mudah-mudahan tahun depan dibayar Pemko. Hutang kepada pihak ketiga sudah dibayar Rp22 miliar. Kita berharap selesai maksimal pada 2017. Membenahi hutang menjadi modal perjalanan PDAM untuk lebih sehat dan baik,’’ jelas Kemas lagi.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook