Disebutkan Ashaluddin, bangunan-bangunan megah yang menghabiskan banyak dana itu seharusnya sudah bisa dimanfaatkan oleh berbagai pihak untuk kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. ‘’Sekali pakai? Janganlah. Seharusnya itu tidak sekali pakai. Namanya venue, harusnya banyak manfaatnya. Tapi mungkin penyelesaian permasalahannya yang belum,’’ sambungnya.
Ashaluddin juga menegaskan, bangunan megah itu juga harusnya bisa menjadi kebanggan jika dimanfaatkan dengan baik. ‘’Akan sangat membanggakan sekali jika bisa dimanfaatkan banyak pihak. Apalagi seperti stadion utama itu yang berstandar internasional. Kita bangga punya stadion yang seperti itu. Di tempat lain tidak ada yang seperti itu,’’ katanya lagi.
Kelola Sebagai Potensi Wisata Olahraga
Pemanfaatan bangunan eks PON yang tersebar di seluruh daerah Provinsi Riau terutama venues olahraga, perlu dilakukan dan dimulai. Hal itu mesti dilakukan bersama-sama. Menurut Plt Gubri H Arsyadjuliandi Rachman, dukungan bersama sudah harus dilakukan.
“Jadi, kita tidak berbicara mengenai anggaran saja, tapi seluruh yang terlibat harus bersama-sama mengembangkan sehingga apa yang kita canangkan bisa terwujud dengan sarana prasarana yang dimiliki,” kata Plt Gubri.
Rencana pengembangan wisata olahraga dengan melihat kondisi bangunan eks PON di Provinsi Riau sekarang, memang diakui Plt Gubri masih belum sepenuhnya bisa dikelola Pemprov Riau. Dikarenakan belum serah terima dari kontraktor. Salah staunya Stadion Utama misalnya.
Rencana pengembangan wisata olahraga dengan pemanfaatan bangunan eks PON, lanjutnya, sudah dicanangkan pada puncak peringatan hari jadi Provinsi Riau 9 Agustus lalu, yakni, selain wisata olahraga juga akan mengembangkan wisata alam, wisata buatan dan ekowisata.
“Terkait venues atau bangunan eks PON, kita siapkan langkah dan upaya untuk sampai pada serah terima. Dengan demikian baru bisa dikelola dan dimanfaatkan. Salah satunya Stadion Utama itu” tambahnya.