Proses sangat panjang, kata Taufik Hidayat, untuk keberhasilan pencegahan abrasi, pengembangan wisata mangrove, dan pengembangan ekonomi atau UMKM. "Semoga kedepan menjadi perhatian dan percontohan bagi daerah lain atas keberhasilan ini. Terima kasih PT Pertamina ikut membangun," kata Taufik lagi.
Siapkan Tiga Pokja
Sampai saat ini pengelolaan mangrove center sudah banyak melibatkan masyarakat. Terutama pengelolaan dibagi beberapa Pokja. Di antaranya Pokja Mangrove dikelola lima belas orang. Pokja pengelolaan makanan dan minuman dari mangrove 23 orang. Selanjutnya Pokja budidaya ikan nila sebanyak lima belas orang. Selain menikmati pemandangan dan makanan olahan mangrove, saat berkunjung ke lokasi ini, wisatawan juga bisa melihat langsung usaha kolam ikan air payau.
Kolam nila air payau berada di sebelah hutan mangrove berjarang sekitar 18 meter dari lokasi hutan. Budidaya ikan nila ini sebenarnya tidak direncanakan begitu saja oleh kelompok nelayan saat membangun hutan mangrove. Alpan menceritakan awalnya budidaya ini dibuat karena adanya pelarangan nelayan untuk menangkap ikan terubuk yang berada di Selat Bengkalis pada waktu empat hari di bulan gelap dan empat hari dibulan terang.
Yang terpikir oleh nelayan Pangkalan Jambi masa itu ingin membudidaya ikan kakap. Saat awal direalisasikan, kelompok nelayan membudidaya di sekitaran hutan mangrove ini sebanyak lima ribu ekor ikan kakap di kolam yang dibuat. "Ternyata budidaya yang kami lakukan gagal, kami merasa rugi sangat besar. Kejadian itu sekitar tahun 2014 lalu. Kemudian kembali berembuk bersama nelayan dan munculah ide untuk mencoba budidaya ikan nila air tawar di air payau dengan memanfaatkan sistem pasang surut laut," ungkap Alpan.
Mereka kemudian belajar budidaya ikan nila ini sejak tahun 2016. "Bersamaan dengan upaya kami mengembangkan mangrove, kami meminta bantuan Dinas Perikanan dan berhasil di tahun 2017 dibantu CSR Pertamina. Sekarang kolam budidaya kelompok kita ini bisa panen sebanyak 500 kilogram sekali panen dari tiga kolam yang ada," terangnya.
Sehingga dengan keterlibatan masyarakat yang ramai, perusahaan PT Pertamina Internasional Sungai Pakning semakin mendukung membantu kelompok ini. Dengan bermacam-macam bantuan perusahaan, tidak hanya berbentuk uang saja tapi bangunan dan pelatihan lainnya. Jika dihitung-hitung bantuan Pertamina dalam kita mengembangkan ekowisata di sini mencapai ratusan juta hingga sekarang, Sampai sekarang, kata Alpan, usaha dan dorongan bantuan perusahaan ini mulai membuahkan hasil. Ekosistem bakau yang dibangun secara berkelanjutan di daerah tersebut tumbuh dengan baik. "Sekarang kami mulai mengembangkan pengelolaan makanan dengan bahan dasar mangrove dan hasil tangkapan nelayan sekitar. Kegiatan ini dilakukan oleh kelompok ibu-ibu nelayan di sini," imbuhnya.
Selain itu juga bisa membeli makanan olahan mangrove dan olahan hasil tangkapan nelayan sekitar, makanan ini dikelola langsung oleh masyarakat disini, seperti dodol kedabu, dodol tembatu, sirup kedabu, amplang lomek, keripik api-api dan makanan lainnya. Makanan ringan bisa dibeli di warung masyarakat yang berjualan di depan pintu masuk tempat trek mangrove. Mereka yang berjualan ini juga dibawah naugan kelompok nelayan Desa Pangkalan Jambi.
Penerima Tropi Poklim Utama dari Kemen LHK
Mitra Binaan Program Corporate Social Responsibility (CSR) Kilang Pertamina Internasional Unit Sungai Pakning raih penghargaan Tropi Program Kampung Iklim (Proklim) Utama 2021 pada Selasa (19/10). Penghargaan ini diserahkan secara virtual oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Siti Nurbaya Bakar dalam acara Festival Iklim Tahun 2021, dengan tema "penurunan emisi gas rumah kaca dan peningkatan ketahanan iklim untuk Indonesia tangguh Indonesia tumbuh".
Dusun Rukun, Desa Pangkalan Jambi, menyabet Penghargaan Proklim 2021 dan masuk dalam Kategori Penerima Tropy Proklim Utama oleh KLHK. Terletak di kawasan pesisir, kegiatan unggulan yang dusung dalam Proklim tahun ini adalah pelestarian hutan mangrove sebagai aksi mitigasi perubahan iklim global.
Alpan sebagai pengagas, kegiatan penghijauan kawasan pesisir bersama Koperasi Berkah Jaya Bersama ini telah berhasil menyelamatkan 3 hektare luasan hutan mangrove untuk dijadikan sumber kehidupan bagi masyarakat pesisir. Didukung oleh Kilang Pertamina Internasional Unit Sungai Pakning melalui kegiatan CSR nya, Dusun Rukun kini dikenal sebagai Pusat Edukasi Mangrove.
Kegiatan adaptasi masyarakat seperti halnya pemanfaatan sumur tadah hujan, rancang bangun adaptif dan juga pemanfaatan lahan pekarangan juga menjadi poin dalam penilaian Proklim. "Mewakili Kabupaten Bengkalis dalam ajang nasional, Dusun Rukun, Desa Pangkalan Jambi menuai dukungan dari pemerintah sekitar untuk terus melanjutkan aksi pelestarian lingkungan hutan mangrove sebagai upaya peningkatan biodiversitas daerah mangrove dan meningkatkan serapan CO2," jelas Alpan.
"Alhamdulillah. Kami sangat bersyukur atas penghargaan ini. Kegiatan ini kami lakukan tidak lain adalah untuk pelestarian lingkungan. Kami melakukan banyak kegiatan seperti penanaman mangrove, ekowisata dan pusat edukasi mangrove kami lakukan demi terciptanya lingkungan yang lestari bagi masyarakat serta anak-anak penerus kita. Penghargaan ini merupakan hasil dari komitmen kami dalam menjaga lingkungan sekitar, semoga dapat dipertahankan dan menciptakan serta menginspirasi orang banyak untuk menginisiasi Kampung Iklim lainnya," katanya.
Sementara itu, Manager Production Kilang Pertamina Internasional Unit Sungai Pakning Antoni R Doloksaribu menjelaskan, program CSR Kilang Unit Sungai Pakning, yang dilakukan berdasarkan studi sosial tentunya melihat berbagai permasalahan serta potensi yang ada di masyarakat baik berupa permasalahan lingkungan, sosial, hingga ekonomi. "Semangat masyarakat dapat dilihat dari capaian dalam Program Kampung Iklim 2021 penerima penghargaan Tropy Proklim Utama. Semoga prestasi ini dapat dipertahankan, untuk dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi seluruh makhluk hidup. Kami, Pertamina Kilang Unit Sungai Pakning akan selalu siap mendukung dan berkomitmen penuh , pungkasnya.***
Laporan ERWAN SANI, Pangkalanjambi