RIAUPOS.CO - RIAU belum sepenuhnya bebas dari ancaman kebakaran hutan dan kabuta asap. Selain aksi tidak bertanggung jawab pelaku-pelaku pembakar lahan, kondisi alam juga idealnya dapat diantisipasi secara menyeluruh dan berkelanjutan. Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau seluruh pihak terkait untuk tetap waspada terhadap kebakaran hutan dan lahan. Ini berhubungan dengan dampak El Nino yang diindikasi masih melanda Indonesia hingga bulan November 2015 mendatang.
El Nino adalah suatu gejala penyimpangan kondisi laut yang ditandai dengan meningkatnya suhu permukaan laut (sea surface temperature-SST) di samudra Pasifik sekitar equator (equatorial pacific) khususnya di bagian tengah dan timur (sekitar pantai Peru). Karena lautan dan atmosfer adalah dua sistem yang saling terhubung, maka penyimpangan kondisi laut ini menyebabkan terjadinya penyimpangan pada kondisi atmosfer yang pada akhirnya berakibat pada terjadinya penyimpangan iklim.
Dengan adanya ramalan akan ancaman El Nino tersebut, seluruh stake holder terkait harus bersinergi bersama dalam mengantisipasi peningkatan kebakaran hutan dan lahan di Sumatera, khususnya di tanah Melayu Riau. Pasalnya dengan fenomena El Nino tingkat kekeringan akan semakin meningkat, sehingga ancaman kebakaran hutan dan lahan sewaktu-waktu dapat terjadi.
Ini memang penting untuk menjadi perhatian. Salah satu langkah yang penting untuk diterapkan adalah pengawasan di titik rawan kebakaran hutan dan lahan. Karena, dikhawatirkan faktor alam dengan terjadinya kebakaran secara alami dapat terjadi saat kondisi cuaca ekstrim.