Dapat Perak Gara-Gara Salah Antisipasi

Olahraga | Jumat, 29 September 2023 - 09:34 WIB

Dapat Perak Gara-Gara Salah Antisipasi
Atlet wushu Indonesia Samuel Marbun berduel dengan atlet Iran Afshin Salimi Toupghara dalam kategori sanda nomor 65 kg di XSG Sports Centre, Kamis (28/9/2023). (NOC INDONESIA)

HANGZHOU (RIAUPOSO.CO) – Perolehan medali kontingen Indonesia di Asian Games Hangzhou 2022 bertambah. Kamis (28/9) para atlet Indonesia  berhasil mendapatkan 1 perak dan 4 perunggu.  Dengan demikian maka sudah mengumpulkan 3 emas, 3 perak, dan 10 perunggu. Tak ada tambahanSatu-satunya perak yang diraih atlet Indonesia kemarin datang dari cabang olahraga (cabor) wushu. Atlet Samuel Marbun sukses mengamankan medali terbaik kedua tersebut dari kategori sanda (tarung) di kelas 65 kilogram putra. Samuel gagal mendapatkan emas setelah takluk dari pewushu Iran Afshin Salimi Toupghara.

Atlet asal Medan, Sumatera Utara, itu harus mengakui ketangguhan lawannya dan kalah dengan status winner by point difference (WPD) saat pertarungan masih menyisakan waktu lebih dari semenit. ’’Mungkin kali pertama saya bermain di Asian Games ya, jadi belum terlalu lepas ya,’’ kata Samuel seusai pertandingan.


Samuel menjelaskan, dirinya dan tim pelatih sejatinya sudah memantau Toupghara. ’’Tapi, evaluasi kami agak meleset dengan yang dibahas malam sebelum tanding. Kami prediksi nih, lawan kami gerakannya gini, lalu kami antisipasi dengan apa. Ternyata pas tanding, jadi yang lain gitu,’’ ungkap Samuel.

Meski meraih perak, Samuel tetap bersyukur. Samuel siap memperbaiki kekurangannya saat tampil di ajang-ajang berikutnya. Termasuk Asian Games 2026, jika kembali mendapat kesempatan tampil.

Samuel mengakui bahwa medali perak itu sangat berarti. Menurut dia, pencapaian tersebut menjadi puncak perjuangannya setelah menjalani pemusatan latihan cukup panjang selama tiga bulan di Tiongkok sebelum beraksi di Asian Games 2022.

Selain Samuel dengan perak, cabor wushu nomor sanda berhasil menyumbangkan satu medali perunggu. Atlet Tharisa Dea Florentina (kelas 52 kg putri) mendapat perunggu setelah kalah oleh atlet Samiroumi Elaheh Mansoryan (Iran) di semifinal.

Di cabor tenis, ganda putri Aldila Sutjiadi/Janice Tjen gagal melenggang ke final seusai dikalahkan unggulan kedua dari Taiwan Chan Hao-ching/Chan Yung-jan 2-6, 2-6. Kendati demikian, ganda putri tetap mengalami peningkatan prestasi dengan memastikan perunggu. Sebab, pada Asian Games 2018 Jakarta, ganda putri justru tanpa medali.

Pelatih tenis Indonesia Bonit Wiryawan menuturkan, Aldila yang memang lebih matang secara permainan bertandem dengan Janice bermain cukup agresif. ’’Sehingga saling mengisi. Ini dua kombinasi yang sangat bagus dan akhirnya bisa menghasilkan medali,’’ tutur Bonit kepada Jawa Pos (JPG).

Sementara itu, timnas basket putri hari ini (29/9) akan menghadapi tuan rumah Cina dalam laga kedua Grup A di Hangzhou Olympic Sports Centre Gymnasium. Di atas kertas, peluang Merah Putih untuk menang melawan tim peringkat kedua dunia itu sangatlah tipis.

Meski begitu, timnas basket putri harus menekan margin poin sekecil-kecilnya untuk menjaga peluang ke babak perempat final. Sesuai regulasi, selain juara dan runner-up grup, dua peringkat tiga terbaik masih bisa lolos 8 besar.

Hari ini Dewa Ayu Sriartha dkk pun diminta lebih efektif memanfaatkan peluang setelah di laga pertama kalah 46-66 lawan India. ’’Kemarin (lawan India, Red) kami di bawah performa (terbaik, red). Banyak percobaan shooting kami gagal. Di dua laga terakhir, kami harus tampil lebih konsisten,” kata July Wong, asisten pelatih timnas basket putri, lewat pesan singkat kepada Jawa Pos.(ka/drw/raf/c7/dra/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook