Modus operandi yang dilakukan adalah dengan melakukan bom bunuh diri di dalam cafe Starbucks. "Ledakan pertama terjadi pukul 10.39 WIB," katanya. Data itu berdasarkan rekaman CCTV.
Kemudian, terjadi ledakan di pos polantas serta penembakan dan pelemparan bom di depan Starbucks. "Terjadi tembak menembak antara petugas kepolisian dengan pelaku pada saat 10 menit setelah ledakan pertama," katanya.
Dalam aksi itu, polisi akhirnya bisa melumpuhkan pelaku. Polisi membutuhkan waktu sekitar 11 menit untuk melumpuhkan pelaku yang melawan dengan tembakan dan pelemparan bom.
"Dua pelaku bisa dilumpuhkan dengan tembakan pada pukul 11.01.51 WIB. Jadi, upaya penangkapan pelaku berlangsung 11 menit dari ledakan pertama," paparnya.
Kemudian, petugas melakukan sterilisasi gedung-gedung di dekat tempat kejadian perkara. Hal ini untuk meyakinkan bahwa para pelaku sudah tidak ada yang bersembunyi di TKP dan sekitarnya.
Dalam penyisiran itu, polisi berhasil menemukan bom yang diduga berdaya ledak besar dan belum diledakkan. "Ada bom yang belum sempat diledakkan," katanya.
Polisi juga menemukan senjata api jenis pistol. Kemudian empat proyektil di tubuh korban dan selongsong peluru dari berbagai kaliber. "Polri cepat menangani sehingga dalam waktu singkat dapat melumpuhkan dan menindak para pelaku," kata Haiti.
Karenanya, kata dia, dari penanganan pelaku yang cepat itu jumlah korban bisa diminimalisir. (boy)
Sumber: JPG/JPNN
Editor: Hary B Koriun