WAJIB KONTROL KARENA GINJAL PERNAH CEDERA

Harapan Hidup Anak dengan Gagal Ginjal Akut Tinggi

Kesehatan | Rabu, 26 Oktober 2022 - 04:00 WIB

Harapan Hidup Anak dengan Gagal Ginjal Akut Tinggi
Ilustrasi gangguan ginjal. (ISTIMEWA)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Survivor atau anak yang pernah dinyatakan positif gagal ginjal akut disebut tak akan merasakan dampak jangka panjang atas penyakit tersebut. Artinya, harapan hidupnya tidak terpengaruh.

Staf Divisi Nefrologi Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair)-RSUD Soetomo Muhammad Riza Kurniawan menyebut, survivor gagal ginjal akut tidak sama dengan survivor Covid-19. Anak dengan gangguan ginjal akut tetap memiliki kesempatan yang sama dengan anak lain.


”Dia akan tetap tumbuh dan berkembang dengan baik. Tentu mereka punya (harapan hidup). Tapi tetap harus terkontrol misal jumlah urine dan evaluasi ginjalnya,” terang Muhammad Riza Kurniawan, Selasa (25/10/2022).

Menurut dia, survivor harus tetap dipantau. Termasuk rutin kontrol ke dokter.

”Jadi harus rutin kontrol ke dokter. Hati-hati juga karena ginjalnya pernah cedera,” ungkap Muhammad Riza Kurniawan.

Pencegahan agar tidak terjadi gangguan ginjal akut pada anak di antaranya menjaga asupan nutrisi, cairan, dan makan makanan bergizi. Selain itu, pada masa pandemi Covid-19, harus taat protokol kesehatan untuk mengurangi kemungkinan anak sakit.

”Bagi anak-anak lebih besar hindari merokok, alkohol, obat-obatan terlarang. Hindari juga obat-obatan di luar resep yang diberikan dokter,” tutur Riza.

Ditanya soal gangguan ginjal akut progresif atipikal, Riza menyebut, penyakit itu masih belum diketahui penyebabnya secara pasti.

”Setiap gangguan ginjal harus diketahui penyebabnya, karena belum diketahui banyak yang menyebutnya misterius,” terang Riza.

Dia menambahkan, gangguan ginjal akut progresif atipikal sama halnya dengan gangguan ginjal akut yang bisa terjadi. Perbedaannya adalah perbukuran yang cepat dan penyebab yang belum diketahui.

”Hal yang harus dilakukan dalam mewaspadai kasus ini ialah tetap tenang dan mengikuti arahan dari kementerian kesehatan sampai hasil penelitian terbukti secara benar, sembari memantau produksi urine anak,” ucap Riza.

”Tanda dan gejala gangguan ginjal pada anak bergantung pada penyebabnya. Gejala umumnya pantau terus produksi urine. Jika jumlahnya menurun atau enam jam tidak buang air kecil meski minum air cukup, segera bawa ke dokter. Normalnya seorang anak buang air kecil minimal 0,5 cc/kg/jam. Misalnya berat badan anak 10 kg, normalnya dalam 1 jam buang air kecil minimal 5 cc sehingga dalam 6 jam anak buang air kecil sebanyak 30 cc,” tambah dia.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook