Studi itu juga menemukan bahwa kemarahan yang tidak terkontrol mungkin saja efek dari inflamasi, atau peradangan dalam tubuh. Begitu pula dengan IED yang biasanya menyerang pada akhir masa remaja.
Para peneliti belum tahu apakah inflamasi memicu sifat agresif, ataukah sifat agresif yang menyebabkan terjadinya inflamasi. Namun, mereka yakin bahwa sindrom lekas marah berkorelasi kuat dengan inflamasi. (nhk)