Penderita IED biasanya kesulitan mengendalikan amarah. Bahkan kemarahan itu bisa berkembang hingga tidak dapat dikendalikan meski penyebabnya hal sepele. Mereka merasa lega ketika kemarahan itu meledak keluar. Tapi setelahnya, mereka merasa bersalah atas tindakan yang telah dilakukan.
Untungnya kini para peneliti telah menemukan solusinya. Sebuah riset di Amerika menemukan bahwa obat anti-peradangan, salah satunya adalah aspirin, ternyata dapat membantu mengendalikan sindrom lekas marah. Sindrom IED ini didefinisikan sebagai ketidakmampuan dalam mengendalikan impuls untuk bereaksi secara agresif.
Para peneliti menyarankan orang-orang dengan temperamen tinggi untuk mengonsumsi aspirin. Menurut penelitian, sebutir aspirin mampu meredakan kemarahan yang meledak-ledak.