Ruam Campak Punya Gejala Khas, Ini Bedanya dengan DBD dan Chikungunya

Kesehatan | Jumat, 20 Januari 2023 - 06:42 WIB

Ruam Campak Punya Gejala Khas, Ini Bedanya dengan DBD dan Chikungunya
Ilustrasi ruam di wajah. Ruam pada campak memiliki ciri khas tersendiri. (THE GANDER)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Sebanyak 31 provinsi di Indonesia sudah melaporkan kasus wabah campak. Penyakit yang didominasi oleh anak-anak ini ditandai dengan gejala awal demam tinggi dan ruam-ruam. Karena itu sekilas orang tua mungkin mengira anak mereka terkena ruam karena Demam Berdarah Dengue (DBD) atau chikungunya. Padahal ruam pada campak memiliki ciri khas tersendiri.

Ketua UKK Infeksi dan Penyakit Tropis Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr dr Anggraini Alam, SpA (K) mengatakan seorang pasien campak mengalami 3 fase utama. Gejala campak umumnya paling khas.


“Maka ruam demam itu paling khas. Kalau bicara ruam demam, prototipe yang paling diingat masyarakat adalah penyakit campak,” tegas dr Anggi, sapaannya, dalam keterangan virtual, Kamis (19/1/2023).

Fase pertama, ditandai dengan demam dengan suhu badan biasanya >380C selama 3 hari atau lebih dan akan berakhir setelah 4-7 hari. Demam tinggi terjadi setelah 10-12 hari setelah tertular. Terdapat pula batuk, pilek, mata merah atau mata berair (3C: cough, coryza, conjunctivitis).

Fase kedua, ditandai dengan tanda khas (patognomonis) ditemukan Koplik’s spot. Kondisi itu disebut bercak putih keabuan dengan dasar merah di pipi bagian dalam.

Fase ketiga, ditandai gejala pada tubuh berbentuk ruam makulopapular. Ruam muncul pada muka dan leher, dimulai dari belakang telinga, kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Ruam bertahan selama 3 hari atau lebih pada kisaran hari ke-4 sampai ke-7 demam. Ruam muncul saat demam mencapai puncaknya. Ruam berakhir dalam 5 sampai 6 hari, dan menjadi berwarna seperti tembaga atau kehitaman.

“Jadi kalau ada demam dan ruam, nomor 1 yang paling dicurigai adalah campak,” tegasnya.

 

Apa beda ruam campak dengan DBD dan Chikungunya? Menurut dr Anggi, ruam pada chikungunya dan DBD, apabila ada ruam pada tubuh pasien saat demam, umumnya sama-sama ditandai warna merah menonjol atau makula-makula. Akan tetapi ruamnya cepat menghilang.

“Ruam pada DBD dan chikungunya pada hari itu juga langsung hilang, langsung bersih lagi. Beda dengan campak. Campak khas betul, awalnya muncul, bersatu, lama menetap, menggelap, lalu hilang,” ungkapnya.

Dan ciri khas ruam lainnya, pada campak biasanya ruam ditandai dengan berbaris teratur pada tubuh dan diawali dari sela antara kulit dan rambut di belakang telinga. Sedangkan pada DBD dan chikungunya, umumnya muncul di batang tubuh lalu menyebar.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yama

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook