KESEHATAN

Tak Mau Kena Darah Tinggi dan Obesitas, Ayo Jalan 8.200 Langkah Sehari

Kesehatan | Minggu, 16 Oktober 2022 - 03:17 WIB

Tak Mau Kena Darah Tinggi dan Obesitas, Ayo Jalan 8.200 Langkah Sehari
Ilustrasi jalan kaki. Studi menemukan, jika berjalan 8.200 langkah sehari dapat mengurangi risiko tekanan darah tinggi, obesitas, masalah tidur, dan depresi. (DERY RIDWANSAH/ JAWAPOS.COM)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Berapa langkah Anda dalam sehari? Studi menemukan, jika berjalan 8.200 langkah sehari dapat mengurangi risiko tekanan darah tinggi, obesitas, masalah tidur, dan depresi.

Dalam penelitian yang dipublikasikan di Nature Medicine, dilansir dari diabetes.co.uk, Sabtu (15/10/2022), lebih dari 6 ribu peserta diminta untuk memakai monitor aktivitas selama 10 jam atau lebih dalam sehari. Peneliti mencatat status kesehatan dan gaya hidup peserta selama 4 tahun dari 2018 hingga 2021.


Evaluasi menunjukkan bahwa berjalan setidaknya 4 mil, atau 8.200 langkah sehari mendukung manfaat kesehatan. Berjalan setara dengan 4 mil sehari mengurangi risiko sejumlah kondisi kesehatan seperti tekanan darah tinggi dan obesitas.

Sebuah tim peneliti dari Vanderbilt University Medical Center telah menyelesaikan studi 4 tahun tersebut.

Studi ini membandingkan kejadian berbagai penyakit di populasi umum dengan peserta dalam studi yang memakai Fitbits.

Analisis mengungkapkan berjalan 8.200 langkah sehari dapat mencegah obesitas, penyakit refluks gastroesofageal dan gangguan depresi mayor. Data yang dikumpulkan menunjukkan bahwa individu yang kelebihan berat badan dapat mengurangi risiko obesitas hampir dua pertiga (64 persen) jika langkah harian ditingkatkan dari 6.000 menjadi 11.000.

Penelitian menunjukkan bahwa ketika jumlah langkah yang diambil meningkat, risiko penyakit pun berkurang. Namun, risiko tekanan darah tinggi dan diabetes tipe 2 tidak berkurang begitu peserta berjalan berlebih 8 ribu hingga 9 ribu langkah sehari.

Peserta penelitian berusia 41-67 tahun dan mayoritas berkulit putih (84 persen), perempuan (73 persen) dan memiliki gelar sarjana (71 persen). Penulis penelitian mencatat bahwa sementara penelitian lebih lanjut diperlukan dalam populasi yang lebih beragam.

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook