PENELITI LIPI MENANGGAPI

Virus SARS-CoV-2 Ditemukan di Sperma

Kesehatan | Minggu, 10 Mei 2020 - 00:44 WIB

Virus SARS-CoV-2 Ditemukan di Sperma
Aktivitas penelitian di LIPI. (DERI RIDWANSAH/JAWAPOS.COM)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Peneliti dan ahli bidang reproduksi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Taufiq P Nugraha mengatakan, virus bisa ditemukan di sperma atau air mani. Ini terjadi bila suatu virus bersifat viremia.

"Memang bukan hal yang aneh pada suatu infeksi virus yang bersifat viremia, virus dapat ditemukan di sperma," kata Taufiq dilansir dari Antara, Sabtu (9/5).


Viremia adalah masa di mana virus masuk ke peredaran darah. Taufiq menyampaikan, sebuah artikel pernah melaporkan kurang lebih 27 jenis virus pernah ditemukan di sperma.

Misalnya, virus penyebab penyakit zika atau virus ebola. Pada masa infeksi berat dan terjadi viremia, virus bisa menembus blood-testis barrier dan akhirnya ditemukan dalam semen.

Sementara itu, menanggapi laporan di Cina bahwa virus penyebab Covid-19 ditemukan di sperma, Taufiq menegaskan itu butuh kajian dan penelitian lebih lanjut. Sebagai informasi, peneliti Cina menguji sperma laki-laki yang terinfeksi Covid-19.

Hasilnya, minoritas memiliki virus SARS-CoV-2 dalam sperma. Dari 38 laki-laki yang terinfeksi Covid-19, pada enam pasien di antaranya ditemukan virus SARS-CoV-2 dalam sperma mereka.

"Kalau melihat temuan ini menunjukkan bisa terjadi. Tapi kalau viremia biasanya sudah infeksi berat, karena virus sudah ke mana-mana," tuturnya.

Taufiq menuturkan hasil temuan di Cina tersebut masih harus dicermati lebih lanjut. "Karena ini masih tahap awal sepertinya," imbuhnya.

Untuk saat ini, lanjutnya, pengetahuan umum mengenai Covid-19 merupakan penyakit pernapasan atau respiratory diseases. Tetapi, jika menyangkut penyebaran penyakit, ada beberapa faktor yang harus dikaji untuk menjawab sejumlah pertanyaan.

Pertama, apakah virus yang dideteksi di semen tersebut masih aktif. Kedua, apakah virus ini masih viable atau bisa menginfeksi? Ketiga, berapa banyak konsentrasinya, dan berapa lama virus bisa bertahan di semen?

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook