JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Indonesia menghadapi beban ganda dalam menghadapi wabah di bidang kesehatan. Selain angka kasus Covid-19 yang terus bertambah, sebagai negara tropis Indonesia juga mengalami wabah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) akibat nyamuk Aedes Aegypti.
Ternyata kasus DBD di tanah air jumlahnya melebihi kasus Covid-19. Menurut Tim Gugus Tugas Percepatan Covid-19 Dokter Reisa Broto Asmoro, angka kasus DBD pekan 1 hingga pekan ke-27 tahun 2020, sudah lebih dari 70 ribu di 455 kabupaten kota. Dengan angka kematian sebanyak 500 jiwa. Sedangkan angka kasus Covid-19 pada Jumat (3/7) totalnya sebanyak 60.695 kasus.
"Penambahan kasus puncak DBD biasanya terjadi di pertengahan tahun seperti sekarang ini," kata dokter Reisa dalam konferensi pers, Jumat (3/7).
Wilayah kasus tertinggi yakni di Jawa Barat, Lampung, Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan. Menurutnya, fenomena yang terjadi adalah orang yang terinfeksi Covid-19 gejalanya mirip DBD.
"Ini yang harus terus membuat kita bergerak pantau jentik nyamuk. Biasanya kami menyebar secara door to door juru pemantau jentik (jumantik). Tapi kini terhambat selama pandemi. Bersih-bersih yang biasa dilakukan setiap pekan di lingkungan juga terhambat akibat Covid-19," paparnya.
Dokter Reisa juga meminta agar masyarakat mewaspadai dan mengenali perbedaan gejala DBD dan Covid-19. Sehingga masyarakat tidak panik dan bisa mendeteksi serta melakukan tindakan pertolongan pertama pada pasien.
Gejala DBD
1. Gejala DBD tak langsung muncul. Butuh 4 hari setelah digigit nyamuk.
2. Demam tinggi menggigil dan berkeringat.
3. Nyeri tulang otot.
4. Mual muntah.
5. Bintik-bintik kemerahan pada kulit dan perdarahan. Bintik-bintik itu muncul akibat penurunan trombosit.
Pengobatan
Belum ada obat tepat untuk mengobati DBD. Selama ini pengobatan yang diberikan adalah sebagai pendukung dan mengobati nyerinya. Pasien wajib cukup istirahat dan minum banyak air putih.
Pencegahan
Langkah pencegahan yakni dengan lakukan 3M plus. Menguras genangan air, menutup wadah, dan mengubur limbah bekas. Berantas sarang nyamuk secara rutin.
"Jangan gantung pakaian bekas pakai yang menjadi sarang nyamuk, lakukan pencegahan sedini mungkin," tegasnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi