PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Menghadapi udara yang dalam kategori tidak sehat, Dokter Spesialis Paru RS Awal Bros Panam, Dr Fajar Agung Prayogo SpP memberikan tanggapannya.
Dikatakannya, dengan kenaikan indeks kualitas udara (AQI) yang berada pada angka 178, kabut asap yang terdapat di wilayah Pekanbaru dan sekitarnya menjadi salah satu penyebab polusi udara pada level yang tidak sehat.
Berdasarkan AQI, kualitas udara di Pekanbaru pada tanggal 1 Oktober pukul 09.00 WIB berada pada level yang bersifat merugikan manusia atau kelompok hewan yang peka atau dapat menimbulkan kerusakan pada tumbuhan. Kondisi ini diimbaunya, agar semua elemen masyarakat untuk dapat menghindari kegiatan di luar ruangan.
Dia juga mengatakan, kabut asap yang berasal dari kebakaran hutan dapat menyebabkan, pertama, iritasi di saluran pernapasan yang memiliki gejala seperti batuk, lendir/dahak di saluran pernapasan.
Dua, penyempitan saluran pernapasan (mengi). Tiga, Penurunan fungsi paru. Empat, Bronkitis akut. Dan, kelima, peningkatan resiko terhadap Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), Serangan Asma, Infeksi paru serta meningkatkan risiko terhadap kanker paru.
Selanjutnya, disampaikan dokter Fajar, kandungan oksigen di udara seharusnya mencapai 21 persen, namun kabut asap akan mengurangi persentase oksigen di udara, sehingga terdapat kelompok individu yang rentan terhadap kabut asap ini.
Kelompok tersebut dijelaskanya, penderita asma dan penyakit hambatan/obstruksi saluran pernapasan seperti Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), dan Bronkitis akut, maupun penyakit infeksi paru dan saluran pernapasan lainnya.
'’Tidak hanya itu, penderita penyakit jantung dan pembuluh darah, anak – anak, orang usia lanjut (Lansia), wanita hamil, dan perokok juga rentan terjadap kondisi ini,’’ beber dokter Fajar lagi.
Dia juga memaparkan, paparan terhadap kabut asap akan berdampak juga pada kesehatan manusia berupa. Dimana, kemampuan kerja paru dalam menyuplai oksigen berkurang, mudah lelah dan kadang sulit bernapas.
Kemampuan paru mengatasi infeksi berkurang, hingga rentan terkena penyakit. Perburukan kondisi penyakit kronis sebelumnya. Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) lebih mudah terjadi. Dampak akibat asap tersebut dapat memperburuk kesehatan jika terpapar asap dalam kadar tinggi dan jangka waktu lama.
Namun begitu, dokter Fajar juga memberikan upaya untuk dapat mencegah dampak bahaya kabut asap, tentunya, disampaikannya, menghindari atau mengurangi aktivitas diluar rumah atau gedung, terutama bagi yang menderita Penyakit Paru, gangguan pernapasan dan penyakit jantung.
‘’Gunakan kembali masker saat beraktifitas diluar rumah. Disarankan untuk lebih banyak dan sering minum air putih. Bagi penderita penyakit paru dan jantung segera kunjungi fasilitas kesehatan jika mengalami kesulitan bernapas atau gangguan kesehatan lain,’’ ujarnya.
Selain itu, dia juga memberikan pencegahan lain, yaitu untuk memperhatikan Indeks kualitas udara ISPU/AQI. Gunakan pembersih udara (Air Purifier) untuk menjaga tingkat partikulat tetap rendah. Jagalah AC dalam kondisi kerja prima dengan pembersihan dan servis rutin.
'’Jika bertempat tinggal di gedung dengan sistem AC sentral, pasanglah alat pembersih udara. Dan stop dan hindari Merokok/Vape/Rokok Elektrik lainnya,’’ kata dokter Fajar memberikan cara pencegahan bahaya kabut asap.
Laporan: Agustiar (Pekanbaru)
Editor: E Sulaiman