SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) - Memasuki musim penghujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepulauan Meranti melakukan mitigasi potensi bencana di daerah setempat.
Langkah tersebut disampaikan Plt Kepala Pelaksana BPBD Kepulauan Meranti, Eko Setiawan, Ahad (25/9).
Potensi tersebut cukup tinggi, terpantau dari gambaran kejadian sebelumnya. Sehingga harus menjadi perhatian bersama, tidak hanya BPBD, melainkan satuan tugas hingga masyarakat. Terutama wilayah rawan banjir.
Potensi bencana tidak hanya karena banjir karena tingginya intensitas hujan seperti saat ini. Tetapi juga potensi banjir rob, karena fenomena tersebut diperiksa akan berlangsung tidak lama lagi.
"Prediksi kami masih sama dengan sebelumnya. Rentang waktu Desember 2022 hingga Januari 2023 mendatang," ungkapnya.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, dikatakan Eko, pihaknya saat ini tengah melakukan kajian dan pemetaan risiko hingga penanggulangan pascabencana.
Walaupun saat ini Kepulauan Meranti memasuki musim penghujan, Eko menegaskan dan memastikan belum terjadi genangan air yang signifikan pada wilayah memiliki risiko tinggi.
"Saat ini belum ada genangan air yang signifikan, yang ada cuman genangan-genangan kecil saja," tuturnya.
Eko menambahkan dengan tingginya curah hujan, kondisi lahan dan hutan di kabupaten termuda tersebut juga cenderung lembab. Sehingga saat ini kondisi kebakaran atau nihil hotspot. "Untuk kebakaran saat ini tidak ada, karena kondisi lembab, curah hujan tinggi," ujarnya.(wir)