BANGKINANG (RIAUPOS.CO) - Akses jalan Sumbar-Riau via Pangkalan Koto Baru, Limapuluh Kota yang sebelumnya ditutup karena pembersihan material longsor yang terjadi sebelumnya kembali dibuka sekitar pukul 17.58 WIB, Kamis (28/12).
‘’Jalan lintas Sumbar-Riau dan sebaliknya sudah bisa dilewati tetapi harus tetap berhati-hati karena masih ada yang licin bekas longsor,’’ ujar Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Limapuluh Kota, Sumatera Barat, Rahmadinol, Kamis (28/12).
“Tadi (kemarin, red) petugas melakukan pembersihan dan penutupan jalan secara total dilakukan sesuai instruksi Kapolres Limapuluh Kota. Alhamdulillah sudah dilakukan dan jalan sudah dibersihkan,” sebut Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Limapuluh Kota, Rahmadinol, Kamis (28/12).
Hanya saja, jalan yang amblas sepanjang sekitar 50 meter di dekat terjadinya longsor belum diperbaiki. Petugas baru sebatas melakukan pembersihan material longsor yang tersisa dari pembersihan sebelumnya. “Baru sebatas pembersihan badan jalan dari material longsor,” ujar, Rahmadinol.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kampar Agustar melalui Kabid kedaruratan dan logistik Adi Chandra menyampaikan pengendara disarankan memilih jalur alternatif yang sudah ditentukan yakni dari Pekanbaru ke arah Lipatkain atau Kebun Durian terus ke arah Talukkuantan terus ke Kiliran Jao (Sijunjung Sumbar) kemudian langsung ke arah Padang mengingat kondisi cuaca saat ini yang masih buruk.
Sedangkan Kepala Dinas Perhubungan Kampar Refizal melalui Kabid Analisa dan Dampak Lalu Lintas Edi Yusri menyampaikan bahwa BPBD Kampar berkoordinasi dengan Dishub dan Polres Kampar terkait jalur alternatif Pekanbaru-Sumbar yang bertujuan untuk keselamatan dan kenyamanan para pengendara dalam melakukan aktifitas.
Edi Yusri juga mengimbau kepada para pengendara untuk dapat melakukan perjalan menuju sesuai dengan jalur alternatif agar tidak terjebak macet. ‘’Tetap berhati-hati dan waspada karena saat ini cuaca dengan intensitas hujan yang cukup tinggi baik di Riau maupun Sumatera Barat,’’ ujarnya.
Jalan tuntas dibersihkan petugas dengan cara menyiram agar tidak ada sisa tanah yang tertinggal di badan jalan. Gubernur Sumbar, Mahyeldi, terlihat hadir di lokasi longsor Pendakian 17, Kamis (28/1).
Sementara, sejumlah kendaraan yang akan menuju Riau dan berharap akan segera bisa melewati jalur Sumbar-Riau via Pangkalan Koto Baru, terlihat antre di kawasan ketinggian, Aie Putiah, Nagari Sarilamak dan di kawasan Flyover Kelok 9 sejak sekitar pukul 15.00 WIB.
“Ya, saya sudah di sini sejak sekitar pukul 16.20 WIB. Katanya jalan ini akan bisa dilewati dan akan buka sore,” kata Delfitra, salah seorang pengendara yang menunggu jalan Sumbar-Riau via Pangkalan Koto Baru segera dibuka, Kamis (28/12) sore.
Terlihat sejumlah kendaraan pribadi, angkutan umum dan kendaraan angkutan barang, termasuk kendaraan roda dua antre menunggu agar segera bisa melewati jalur Pendakian 17 yang tengah dibersihkan pasca longsor dua hari lalu.
Menurut sejumlah warga di kawasan Flyover Kelok 9, pagi hingga siang sejumlah kendaraan masih ada yang memaksakan diri untuk melewati Pendakian 17. Sebab dinilai menjadi akses jalan tercepat penghubung Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Riau.
Usai dilakukan pembukaan jalan, sejumlah kendaraan terlihat lancar menuju dan dari arah Provinsi Riau. Namun pengendara, tetap diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati saat melewati kawasan rawan longsor. Terutama saat sedang diguyur hujan sedang hingga lebat.
Banjir Surut
Banjir yang sebelumnya merendam badan jalan Sumbar-Riau sudah surut dan bisa dilewati kendaraan. Artinya jalan Sumbar-Riau sudah dikategorikan aman untuk dilewati sepanjang tidak dalam kondisi curah hujan sedang hingga lebat. “Banjir sudah surut di Sopang, Nagari Pangkalan, Kecamatan Pangkalan Koto Baru. Sehingga kendaraan sejak Selasa sore lalu sudah bisa melewati jalan ini,” sebut Rahmadinol.
Sementara debit air beberapa sungai di kabupaten Limapuluh Kota yang sempat meluap dan menggenangi pemukiman, lahan pertanian dan sejumlah fasilitas umum lainya, sudah mulai surut. Kendati begitu, debit air sungai masih cukup besar, larena intensitas hujan masih tinggi.
Aliran sungai Batang Lampasi misalnya yang melewati Lubuak Batingkok, masih cukup besar dan melebihi debit air biasa. Begitu juga dengan Batang Sanipan di Nagari Sarilamak, meski sudah tidak meluap, namun debit air di Sungai Cukul besar.
Hal yang sama juga terlihat di aliran Batang Harau yang sebelumnya menggenangi Nagari Harau dan Nagari Tarantang, sudah surut.”Mudah-mudahan tidak terjadi lagi hujan lebat dan intensitas tinggi. Sehingga tidak terjadi lagi banjir,” ucap Ambo, salah seorang warga Tarantang.(kom/fdl/rpg)