PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Jalur Sumbar-Riau yang sempat ditutup seharian guna membersihkan material longsor di Kelok 17 Koto Alam, Limapuluh Kota dari pukul 07:00-17:00 WIB, Kamis (28/12/2023) sudah dibuka kembali sekitar pukul 17:30 WIB. Pihak kepolisian mengingatkan agar pengendara tetap berhati-hati dan pelan-pelan kepada sopir yang membawa kendaraan karena jalan licin.
Informasi sudah normalnya kembali ruas jalan longsor dan perbaikan jalan runtuh di KM 17-35 di Jorong Simpang Tiga, Nagari Koto Alam, Pangkalan, Limapuluh Kota, Sumatera Barat disampaikan anggota Satlantas Polres 50 Kota yang bernama Fernanda melalui akun resmi media soaial kepolisian setempat.
"Dapat kita laporkan, situasi arus lalin di TKP longsor kelok 17 Koto Alam, tepatnya penutupan arus lalin di Lubuk Jantan dari arah Riau menuju Payakumbuh sudah kita buka kembali," katanya.
Demikian pula arah sebaliknya, sejak Kamis petang, dari arah Payakumbuh ke Pekanbaru juga sudah aman dan lancar. Sementara di bagian jalan yang rubuh, dilakukan buka tutup sementara ini.
"Diimbau kepada masyarakat, agar selalu berhati-hati melewati TKP longsor dikarenakan masih licin, dan berharap agar tertib berlalu lintas," sebutnya.
Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat dan instansi terkait agar waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, berupa hujan sedang hingga lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang di sejumlah wilayah Sumbar hingga 30 Desember 2023.
Berdasarkan informasi prakiraan cuaca berbasis dampak yang disampaikan Kepala BMKG Kelas II BIM Dessindra Deddy K, terdapat dua daerah di Sumbar yang berstatus Siaga, yakni Kabupaten Limapuluh Kota dan Agam.
“Risikonya kalau yang merah atau siaga, tingkat kemungkinan terjadinya paling tinggi dan potensi dampak paling berat,” kata Dessindra.
Sementara itu, tujuh daerah berstatus Waspada, yakni Payakumbuh, Sijunjung, Sawahlunto, Pasaman Barat, Pesisir Selatan, Pasaman dan Solok Selatan.
“Mohon untuk tetap meningkatkan kewaspadaan, khususnya Wilayah Limapuluh Kota dan Agam,” kata Dessindra Deddy K di GWA BMKG dan Stakeholdes Sumbar, Kamis (28/12/2023) sore dikutip dari Padek.co.
Dampak yang diperkirakan bakal ditimbulkan akibat cuaca ekstrem tersebut. Di antaranya, jembatan yang rendah tidak bisa dilintasi, longsor dan guguran bebatuan atau erosi tanah dalam skala menengah, volume air sungai meningkat atau banjir.
Selain itu, dia mengimbau masyarakat terus mengupdate informasi cuaca dan peringatan dini cuaca yang lebih lengkap di media sosial dan website resmi BMKG serta berkoordinasi dengan pihak terkait kebencanaan.
Editor: Eka G Putra