PAYAKUMBUH (RIAUPOS.CO) - Sistem buka tutup jalur Sumatera Barat (Sumbar)-Riau diterapkan di dua titik. Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sumatera Barat menyampaikan permohonan maaf kepada para pengguna jalan yang tidak nyaman saat melintasi daerah Payakumbuh-Riau.
Permohonan maaf tersebut upan jalan sementara waktu di dua lokasi yaitu di kilometer 158+500 dengan panjang 450 meter, serta di kilomter 186 dengan panjang sekitar 1 kilometer.
“Penutupan tersebut dilakukan karena sedang dilakukan pekerjaan pembangunan jalan. Selain itu, juga dilakukan pekerjaan penggantian lantai jembatan Sipopay di kilometer 186+600,” ujar Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sumatera Barat, Tabrani didampingi Kasatker PJN I Masudi dan PPK Rio Andika.
Tabrani berharap bahwa pada pertengahan Juli 2023 nanti, tidak ada lagi penutupan jalan, sehingga para pengguna jalan dapat merasa aman dan nyaman. Ia menjelaskan, pemantapan jalan nasional dari Payakumbuh hingga batas Riau sedang dilakukan agar kualitasnya kembali seperti semula.
“Pemantapan tersebut diharapkan selesai hingga Desember 2023. Saat ini, pekerjaan pembangunan dilakukan oleh rekanan PT Statika Mitra Sarana (SMS), dengan pelaksanaan yang dipercayakan kepada GS Anas Asahatan (Ucok),” katanya.
Ruas jalan dari Payakumbuh hingga batas Riau memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian kedua provinsi, yaitu Sumatera Barat dan Riau. Jalan tersebut menjadi urat nadi perekonomian Ranah Minang dalam mengirimkan hasil panen, seperti sayur-mayur ke Riau.
“Jika ruas jalan ini mengalami gangguan, pasokan kebutuhan sayur-mayur ke Riau akan terhambat. Oleh karena itu, sejak tahun 2022, telah dialokasikan dana sebesar Rp122.564.627.000 yang berasal dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN),” sambungnya.
Pekerjaan yang dilakukan memiliki jangka waktu multi tahun, dimulai sejak 9 Februari 2022, dengan lingkup pekerjaan yang meliputi preservasi pemeliharaan rutin jalan, rekonstruksi jalan, rehabilitasi jalan, pemeliharaan rutin jembatan, dan rehabilitasi jembatan.
Tabrani menambahkan, karena ruas jalan dari Payakumbuh hingga batas Riau rentan terhadap longsor, terutama saat intensitas hujan tinggi, pihaknya menghimbau kepada para pengguna jalan agar berhati-hati, terutama ketika terlihat adanya batu-batu kecil yang turun. “Meskipun demikian, kita BPJN Sumbar selalu siap siaga di ruas jalan tersebut,” tuturnya.
Arus Lalu Lintas Tersendat
Sementara itu, meskipun arus lalu lintas sedikit tersendat, namun tidak menyebabkan kemacetan panjang. Kendati begitu, warga berharap pengerjaan jalan bisa menuntaskan persoalan jalan rusak penghubung antar provinsi.
“Saat melewati jalan lintas Sumbar-Riau, beberapa hari lalu, kita masih melihat proses pengerjaan jalan. Sepertinya pelapisan rigid beton,” kata Direktur Utama (Dirut) Padang Ekspres, Muhammad Nazir Fahmi yang melewati jalan tersebut dari Pekanbaru ke Padang, Ahad (28/5).
Meski sedikit tersendat dan arus lalu lintas tidak lancar dengan adanya perbaikan jalan, namun pengguna jalan bersyukur dengan adanya perbaikan. Sebab sejak beberapa waktu lalu, kerusakan jalan cukup mengganggu kelancaran arus lalu lintas antar provinsi.
“Buka tutup jalan di titik perbaikan jalan, diberlakukan buka tutup jalan. Akses kendaraan dibuka satu arah di titik lokasi perbaikan. Meski sedikit tersendat, namun tidak terlalu lalu dan tidak menyebabkan kemacetan terlalu panjang,” kata pengguna jalan lainnya, Roni Darun, saat di wawancara Padang Ekspres, Senin (29/5).
Salah seorang Kepala Jorong di Nagari Koto Alam, Firdaus menyebutkan perbaikan jalan sudah berlangsung sejak beberapa waktu lalu di ruas jalan raya negara yang persis berada di Jorong Simpang Tigo, Nagari Koto Alam.
“Kita juga tidak tau pasti sejak kapan pekerjaan dimulai dan akan selesai. Namun kita memang berharap kondisi jalan rusak menjadi lebih baik dan bisa dilewati secara lancar,” harap Firdaus.
Terpisah Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Kabupaten Limapuluh Kota, Fadliansyah mengatakan, ruas jalan yang dimaksud merupakan kewenangan Satuan Kerja Balai Jalan Kementerian PUPR.
“Itu ruas jalan raya negara kewenangan pemerintah pusat di bawah Kementerian PUPR,” terang Kabid BM PUPR Limapuluh Kota, Senin (29/5).
Polda Sebut Lalin dari Riau ke Sumbar Lancar
Sementara itu, libur akhir pekan selama 4 hari sejak Kamis-Ahad (1-4/6) ini banyak dimanfaatkan masyarakat Riau, khususnya Kota Pekanbaru untuk berlibur. Salah satu destinasi wisata yang banyak dikunjungi adalah provinsi tetangga, Sumatera Barat (Sumbar). Bahkan sejak Kamis (1/6), arus lalu lintas (lalin) Riau-Sumbar terpantau cukup padat.
Kepala Bidang Humas Polda Riau Kombes Pol Nandang Mu’min Wijaya mengatakan, situasi arus lalin dari Riau menuju Sumbar terbilang lancar. Tidak ada kemacetan khususnya di wilayah hukum Polda Riau.”Terpantau lancar. Tidak ada kemacetan panjang,” ungkap Kombes Nandang, Jumat (2/6).
Dikatakan dia, Polda jajaran pada libur akhir pekan yang cukup panjang ini turut menambah jumlah personel yang bersiaga, terutama pada titik rawan kemacetan seperti di daerah Bangkinang dan beberapa titik jelang perbatasan Riau-Sumbar. Hal ini sebagai komitmen serta kehadiran Polri untuk keamanan dan kenyamanan masyarakat selama libur akhir pekan.
“Hal ini sebagai bentuk pelayanan yang diberikan Polda Riau kepada masyarakat yang berakhir pekan ke luar kota,” sambungnya.
Kepada masyarakat yang bepergian dengan kendaraan pribadi, mantan Kapolresta Pekanbaru ini meminta agar tetap mematuhi segala bentuk aturan berlalu lintas, termasuk untuk tidak ugal-ugalan dalam membawa kendaraan. Sebab, banyak peristiwa kecelakaan disebabkan oleh faktor human eror atau kelalaian manusia.
“Kami mengimbau kepada masyarakat agar selalu patuhi aturan lalu lintas. Kenakan seluruh kelengkapan keamanan berkendara seperti helm untuk pengendara roda dua, tidak berboncengan lebih dari satu orang, dan menggunakan sabuk pengaman bagi pengendara roda empat,” ajaknya.
Yang paling penting, sambung dia, tidak berkendara dalam keadaan mengantuk. Dia meminta agar pengemudi untuk beristirahat apabila merasakan kantuk ketika membawa kendaraan.
Sebab akibat yang bisa ditimbulkan ketika mengantuk dalam berkendara bisa fatal. Bahkan bisa menyebabkan kecelakaan berujung maut.
“Kalau mengantuk silahkan mencari tempat berhenti dan beristirahat. Lebih baik lambat dan selamat, daripada tidak sampai-sampai sama sekali. Jadi kami tidak bosan-bosan memberikan imbauan kepada masyarakat untuk selalu berhati-hati dalam berkendara,” ujarnya.(nda/rpg)