Sempat Buka Tutup, Jalur Sumbar-Riau Kembali Normal

Sumatera | Senin, 01 Mei 2023 - 11:24 WIB

Sempat Buka Tutup, Jalur Sumbar-Riau Kembali Normal
Satu unit mobil tertimbun material longsor hingga ke bahu jalan di Jorong Air Putih, Kecamatan Harau, Kabupaten Limapuluh Kota, Ahad (30/4/2023). (BPBD UNTUK RIAU POS)

LIMAPULUHKOTA (RIAUPOS.CO) - Akses jalan lintas Sumbar-Riau di dekat Jembatan Kembar, persisnya beberapa kilometer sebelum Kelok 9 dari arah Kota Payakumbuh yang sempat dipenuhi material longsor, Ahad (30/4) sore sudah bisa dilalui kendaraan.

Sebelumnya, saat longsor melanda satu unit kendaraan roda empat terkena material longsor hingga ke bahu jalan di Jorong Air Putih, Kecamatan Harau, Kabupaten Limapuluh Kota itu, sekitar pukul 17.00 WIB.


Kemudian diberlakukan sistem buka-tutup kendaraan. Sekitar pukul 19.40 WIB, Kalaksa BPBD Limapuluh Kota Rahmadinol menyampaikan bahwa masih dilakukan pembersihan material dengan alat berat. Lalu pukul 21.00 WIB dilaporkan jalan telah bisa dilintasi dari kedua arah dengan lancar. “Sudah bisa dilintasi kendaraan dari Sumbar dan Riau,” kata Rahmadinol kepada Padek.co (RPG).

Seorang pengendara Yufnani menyebutkan, jalur tersebut sudah bisa dilalui.

“Terima kasih Kalaksa 50 Kota Rahmadinol sudah bisa lewat, kebetulan kami dari Pekanbaru,” ujarnya di Grup Whatsapp BMKG & Stakeholders, Ahad (30/4) malam sekitar pukul 21.12 WIB.

Dia berterima kasih kepada BPBD, Polres, Kodim, Satpol PP, Dishub, Relawan dan masyarakat yang baru-membahu membersihkan material longsor serta mengatur lalu lintas pengendara yang melintas.

Pengakuan Yufnani, dia baru bisa melintas setelah hampir dua jam macet di kawasan tersebut. “Terima kasih kawan-kawan yang bertugas malam ini. Semoga jadi amal ibadah, salam tangguh salam kemanusiaan,” ungkapnya.

Banjir Sicincin Picu Macet Padang-Bukittinggi
Sudah puluhan tahun persoalan banjir di jalan nasional Padang-Bukittinggi tak kunjung teratasi. Tepatnya di Pasar Sicincin, Kecamatan 2×11 Enamlingkung, Kabupaten Padangpariaman. Masyarakat meminta pemerintah serius menyikapi kondisi tersebut karena selalu memicu arus lalu lintas jadi macet, Ahad (23/4/2023). Padahal, saat Idulfitri jalan itu diterapkan jalur satu arah (one way) dan sebelumnya lancar.

“Ini kan jalan nasional. Aktivitas kendaraannya padat. Jadi, jalan ini mestinya harus dijamin bebas dari berbagai bentuk hambatan. Salah satunya banjir,” ujar Hasnul, 31, salah seorang warga yang diwawancarai Padang Ekspres (RPG), ketika berhenti di salah satu warung kopi di Pasar Sicincin tersebut, Ahad (23/4).

Hasnul yang merupakan warga Patamuan Padangpariaman tersebut mengatakan, banjir di Jalan Padang-Bukittinggi di Pasar Sicincin itu, sudah sangat lama. Ia menduga karena kondisi irigasi jalan yang sudah tidak memadai. Sementara aliran air cukup deras. “Ini setahu saya saja ya, seumur-umur, jalan ini pasti banjir kalau sudah hujan lebat. Taroklah saya mulai tahu itu sejak sepuluh tahun lebih,” ujarnya.

Untuk itu, menurutnya penyebab banjir di jalan nasional tersebut harus diatasi serius oleh pemerintah dalam hal ini Balai Jalan Kementerian PUPR. “Ini kan jalan provinsi atau nasional mungkin. Jadi, yang harus getol memperjuangkan ini tepatnya pak gubernur kita. Kalau bupati, saya yakin masuk kiri keluar kanan saja usulannya,” ujarnya.

Hal senada disampaikan Nando, 36, warga lainnya yang duduk di kedai itu. Dia memberikan dua catatan untuk Gubernur Sumbar terkait jalur Padang-Bukittinggi. Pertama jalan di Aie Mancua dan banjir di Pasar Sicincin. “Kalau hujan sudah lebat, Aie Mancua pasti melimpah ke jalan. Ini sudah bertahun-tahun. Mestinya pemerintah memperhatikan ini secara serius. Begitupun jalan di Pasar Sicincin ini,” ucapnya.

Sementara itu, Kadis PUPR Pemkab Padangpariaman El Abdes Arsyam mengatakan, kondisi jalan Padang-Bukittinggi itu sudah sering dilaporkan kepada Balai Jalan Nasional Kementerian PUPR. “Sebenarnya sedimen pada irigasi jalan sudah tinggi. Pemkab tidak bisa (tidak punya wewenang, red) menangani itu. Besoklah kita bahas ini. Kalau perlu kita langsung ke balai,” ujarnya ketika dihubungi, Ahad (23/4).

El Abdes menilai, kondisi irigasi jalan tersebut karena dua aspek. Pertama kurangnya perhatian masyarakat terhadap lingkungan, seperti membuang sampah sembarangan. Lalu masalah buangan irigasi jalan tersebut yang belum memadai. “Kita rencananya juga mau membuatkan tempat buangannya dekat panti (Panti Lansia di Sicincin, red). Ini bagusnya kita bahas pas bertemu besok ya,” ujar El Abdes.(fdl/esg/rpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook