SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) - Lanjutan Pembangunan Pelabuhan Regional Dorak, Kecamatan Tebingtinggi, Kepulauan Meranti tampaknya molor lagi dari target yang diharapakan oleh pihak- pihak terkait.
Padahal tahapan menuju usulan pembangunan sudah berjalan dan dilaksanakan sejumlah pihak, mulai dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Meranti, Pemprov Riau hingga Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Demikian disampaikan Kepala KSOP Kelas IV Selatpanjang Capt Leonard Natal Siahaan kepada Riau Pos, Ahad (24/12).
Menurutnya, usulan pembangunan di Kemenhub terganjal belum rampungnya proses serah terima hibah lahan dari Pemkab Kepulauan Meranti kepada Kemenhub. “Tahapan usulan menunggu rampungnya penandatangan terima hibah lahan dari Pemkab Kabupaten Kepulauan Meranti kepada Kemenhub melalui Dirjen Laut. Kami masih menunggu usulan jadwalnya dari pemerintah daerah,” ujarnya.
Semula, Leonard menargetkan proses serah terima hibah lahan tersebut dapat dilaksanakan pada September atau Oktober 2023 lalu agar tahapan penganggaran di lingkungan kementerian dapat diusulkan pada Novemer 2023 dan masuk dalam ABPN 2024. Tapi harapan itu molor.
“Saat ini serah terima saja belum, bagaimana mau diusulkan proses penganggarannya. Artinya jika serah terima dilaksanakan hari ini proses penganggaran baru bisa diusulkan pada tahun depan dan pembangunan baru dapat berjalan pada tahun anggaran 2025 mendatang,” ungkapnya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kepulauan Meranti Bambang Suprianto membenarkan hal itu.
Ia mengaku jika rencana tersebut berbenturan dengan padatnya agenda kepala daerah setempat. Salah satu agenda yang dimaksud Hari Ulang Tahun Kabupaten Kepualuan Meranti 19 Desember lalu.
“Padat agenda kepala daerah. Apalagi dua pekan terakhir kita disibukkan dengan HUT Meranti. Artinya nanti kami cari jadwal bagus dengan mengintensifkan koorinasi dengan KSOP Selatpanjang,” ungkap Bambang.
Seperti diketahui, semula Pelabuhan Dorak dibangun melalui proyek multiyears 2012 hingga 2014 menelan dana sekitar Rp92 miliar. Lagkah percepatan pembangunan ditempuh mengingat Kepulauan Meranti belum memiliki pelabuhan regional yang representatif. Namun hingga 2013 hanya terealisasi 40,7 persen dengan dana sebesar Rp 41,66 miliar.(gem)
Laporan WIRA SAPUTRA, Selatpanjang
