Strategi Hadapi Puncak Kemarau dan Potensi Karhutla di Meranti

Kepulauan Meranti | Sabtu, 20 Mei 2023 - 20:06 WIB

Strategi Hadapi Puncak Kemarau dan Potensi Karhutla di Meranti
Kapolres AKBP Andi Yul bersama Sekda Meranti Bambang Suprianto didampingi jajaran tim gabungan sedang melihat kesiapan alat penanggulangan karhutla di halaman Kantor Bupati Meranti, beberapa waktu lalu. (WIRA SAPUTRA.RIAUPOS.CO)

SELATPANJANG(RIAUPOS.CO) - Jajaran Polres Kepulauan Meranti terus menggalakkan langkah-langkah pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dengan berpegang pada strategi menuju solusi pengendalian karhutla dari pengalaman sebelumnya.

Kapolres Kepulauan Meranti AKBP Andi Yul LTG SIK MH menerangkan bahwa, langkah itu wajib dilaksanakan mengingat wilayah hukumnya menjadi salah satu daerah paling rawan yang sedang memasuki puncak musim kemarau.


Situasi tersebut diperkuat oleh perkiraan cuaca yang dirilis oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) jika musim kemarau 2023 berlangsung pada bulan ini terhadap sebagian besar wilayah Pulau Sumatera.

Strateginya, memperkuat kegiatan preemtif dan preventif menjadi tugas wajib dan rutin dilaksanakan oleh seluruh aparat dari pusat kabupaten, hingga pelosok desa yang tersebar di Kepulauan Meranti.

Tentunya dengan saling berkoordinasi dan bersinergi. Seperti melakukan patroli bersama, pengecekan embung-embung, dan sekat kanal, penyuluhan, menyebar maklumat, pemasangan spanduk imbauan, forum diskusi, patroli hingga apel siaga.

"Semua itu kita lakukan dengan menggunakan teknologi yang memadai. Harus rutin dan wajib dilaksanakan oleh seluruh personel di lapangan. Kegitan itu juga harus dilaporkan kepada saya setiap hari," ungkapnya, Sabtu (20/5/2023).

Itu menjadi salah satu langkah pencegahan yang efektif dalam mendeteksi titik panas hingga penanganan potensi karhutla. Pasalnya dari data yang mereka himpun, sejak Januari hingga 20 Mei ini terdapat 6 titik api dari sejumlah kejadian berhasil ditanggulangi oleh tim gabungan.

Setidaknya 9,75 hektare lahan di sejumlah kecamatan sekitar ludes terbakar. Seperti Kecamatan Rangsang, Kecamatan Rangsang Peisisir, Kecamatan Tebingtinggi, dan kejadian terparah berlangsung di Kecamatan Pulau Merbau.

"Sejak Januari hingga saat ini terparah di Pulau Merbau. Hampir sepuluh hektare lahan masyarakat rusak terbakar," ungkapnya.

Menyikapi kerawanan itu, ia mengaku telah memperkuat koordinasi antara tim gabungan atau satgas. Seperti mendorong pemerintah daerah menetapkan status siaga pada Februari 2023 lalu.

"Sesuai perintah Pak Kapolda kami juga telah melakukan rapat rutin penanggulangan karhutla bersama forkopimda dua pekan sekali. Terus pengecekan alat pemadam juga kami anggap penting, bahkan imbauan lewat rumah ibadah," ujarnya.

Hasilnya sejauh ini bencana tersebut dapat diatasi berkat kesiapsiagaan dan sinergi antara Polres, Pemerintah, TNI serta stakeholder lainnya.

"Upaya pencegahan dan penanganan karhutla adalah tugas serta tanggung jawab kita bersama, maka perlu dukungan dari semua pihak. Untuk itu, kita perlu selalu siaga apabila sewaktu-waktu terjadi karhutla, sehingga bisa ditangani cepat," ungkapnya.

Dari data yang diterima Riaupos.co, sejak Januari hingga April 2023, mereka berhasil membangun 60 embung, 58 sekat kanal nonpermanen, dan telah memasang sebanyak 187 spanduk imbauan pencegahan karhutla.

Laporan: Wira Saputra
Editor: Edwar Yaman

 

 

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook