Disandera Israel, Pria Palestina Kelaparan dengan Bobot Hanya 38 Kg

Internasional | Rabu, 31 Agustus 2022 - 08:00 WIB

Disandera Israel, Pria Palestina Kelaparan dengan Bobot Hanya 38 Kg
Nasib miris dialami Khalil Awawdeh, 40. Ia saat ini sudah disandera hampir enam bulan oleh Israel. Dia kelaparan karena melakukan mogok makan sebagai protes atas penahanannya oleh Israel tanpa pengadilan atau tuntutan. Tubuhnya kurus karena kelaparan. (SINAN ABU MAYZER/REUTERS)

TEPI BARAT (RIAUPOS.CO) – Nasib miris dialami Khalil Awawdeh (40). Ia saat ini sudah disandera hampir enam bulan oleh Israel. Dia kelaparan karena melakukan mogok makan sebagai protes atas penahanannya oleh Israel tanpa pengadilan atau tuntutan. Tubuhnya kurus karena kelaparan.

Uni Eropa menyerukan pembebasannya. Seruan meningkat secara internasional untuk pembebasan tahanan Palestina Khalil Awawdeh oleh Israel. Gambar-gambar Awawdeh yang sangat kurus, dibagikan oleh istrinya pada hari Ahad (28/8/2022) sehari setelah dia mengunjungi kamar rumah sakitnya.


Delegasi Uni Eropa (UE) untuk Palestina mendesak agar ia dibebaskan. Delegasi itu mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dirilis di Twitter.

“Terkejut dengan gambar-gambar mengerikan Awawdeh dalam bahaya sekarat. Dia harus dibebaskan,” tambah pernyataan itu seperti dilansir dari Aljazeera, Selasa (30/8/2022).

Siapa Awawdeh? Awawdeh adalah seorang ayah empat anak perempuan berusia 40 tahun. Dia ditangkap oleh tentara Israel dari rumahnya di Ithna, di Tepi Barat yang diduduki Israel selatan, pada Desember 2021. Ia ditahan dalam penahanan administratif oleh Israel.

Dia adalah salah satu dari sekitar 670 warga Palestina di penjara Israel. Israel memberlakukan penahanan tanpa batas waktu tanpa pengadilan atau dakwaan berdasarkan bukti rahasia yang tidak boleh dilihat oleh para tahanan maupun pengacara mereka.

Israel awalnya menangkap Awawdeh karena dicurigai sebagai bagian operasi Jihad Islam Palestina (PIJ). Tuduhan itu dibantah pengacaranya, dan mengatakan penahanan administratif diperlukan untuk alasan keamanan. Kelompok hak asasi manusia mengatakan itu adalah bentuk hukuman kolektif dan pelanggaran hukum internasional.

Kelompok perlawanan bersenjata PIJ telah menuntut agar Awawdeh dibebaskan sebagai bagian dari persyaratan perjanjian gencatan senjata 7 Agustus yang mengakhiri pemboman tiga hari Israel di Gaza, di mana 49 warga Palestina tewas, termasuk 17 anak-anak. Namun, otoritas Israel sejauh ini menolak untuk membebaskannya, dan pada 21 Agustus Mahkamah Agung Israel menolak banding yang diajukan oleh pengacaranya untuk pembebasan segera.

Kondisinya Kritis

Kondisi Awawdeh kritis dan sekarang beratnya hanya 38kg (84 pon). Beberapa aktivis dan pekerja hak asasi manusia telah mendesak UE untuk bertindak.

Dokter untuk Hak Asasi Manusia Israel (PHRI) mengatakan seorang anggota timnya telah mengunjungi Awawdeh dan memperingatkan kondisinya yang memburuk. Ia bisa saja meninggal.

“Ia berisiko meninggal dan mengalami kerusakan yang tidak dapat disembuhkan lagi,” kata dokter.

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook