MOSKOW (RIAUPOS.CO) - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan situasi di Jalur Gaza adalah "bencana kemanusiaan". Ihwal hal ini dikatakan Putin saat bertemu para tokoh lintas agama di Moskow.
"Orang-orang tidak bersalah tidak seharusnya menanggung kejahatan yang dilakukan oleh yang lain," kata Putin seperti dikutip dari Jawapos.com, Kamis (26/10/2023).
Putin menentang apa yang disebutnya "tanggung jawab kolektif" untuk kesalahan yang dibuat segelintir orang, seraya menunjuk lansia, perempuan dan anak-anak yang menjadi korban serangan Israel.
Putin menegaskan kembali dukungan Rusia kepada solusi dua negara yang disebutnya "kunci bagi penyelesaian dan perdamaian jangka panjang dan mendasar di Timur Tengah."
"Yang terpenting adalah menghentikan pertumpahan darah dan aksi kekerasan," kata dia, seraya mengingatkan bahwa konflik ini bisa meluber ke luar Timur Tengah.
Putin menuding "kekuatan tertentu" tengah mempermainkan sentimen agama dan nasionalisme agar menciptakan ketidakstabilan dan kekacauan demi "kepentingan jahat" mereka.
"Muslim dihasut untuk melawan Yahudi. Syiah dihasut untuk melawan Sunni, Ortodoks dihasut untuk melawan Katolik. Di Eropa, mereka menutup mata dari penistaan dan vandalisme terhadap hal-hal yang dianggap suci bagi Muslim. Di sejumlah negara, para kriminal Nazi terang-terangan diagungkan di forum resmi," kata Putin.
Dia melihat Ukraina saat ini berusaha melarang Gereja Ortodoks kanonik dan memperdalam perpecahan di kalangan umat Kristen.
"Menurut saya, tujuan dari semua aksi ini sudah jelas, yakni meningkatkan ketidakstabilan di dunia, memecah belah budaya, masyarakat, agama di dunia, guna memicu konflik peradaban yang semuanya berdasarkan prinsip 'devide et impera' yang terkenal itu."
"Ada bahasan soal 'tatanan dunia baru', yang esensi sebenarnya adalah sama, yakni hipokrasi, standar ganda, klaim eksklusivitas, untuk mendominasi global dan melestarikan sistem yang pada dasarnya neokolonial," pungkas Putin.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman