Pangeran MBS Diduga Dalang Pembunuhan Jamal Khashoggi

Internasional | Jumat, 26 Oktober 2018 - 15:34 WIB

Pangeran MBS Diduga Dalang Pembunuhan  Jamal Khashoggi
BERSALAMAN: Salah Khashoggi saat bersalaman dengan Pangeran Mohammed bin Salman di Riyadh, Selasa (23/10/2018).

RIYADH (RIAUPOS.CO) - Wajah Salah Khashoggi tampak tegang. Terlebih saat dia harus berjabat tangan dengan Pangeran Muhammad bin Salman (MBS), pria yang diduga menjadi dalang di balik pembunuhan ayahnya, Jamal Khashoggi. 

Selasa (23/10) Salah dan saudaranya, Sahel, diminta datang ke Istana Yamama, Riyadh. Tujuannya, Raja Salman dan Putra Mahkota MBS bisa mengucapkan belasungkawa secara langsung. ‘’Bayangkan rasa sakit dan ketakutan putra Jamal Khashoggi yang dipaksa ambil bagian dalam penipuan ini demi melindungi pembunuh ayahnya,’’ tulis Trita Parsi, pendiri National Iranian American Council, di akun Twitter-nya. 

 Saudi, agaknya, berupaya memperbaiki citra sang putra mahkota dengan menampilkan foto MBS dan Salah di media-media yang dekat dengan pemerintah. Tapi, hal itu justru menjadi bumerang. Terlebih, mencuat kabar bahwa anak Khashoggi dilarang ke luar negeri setelah sang ayah mulai menulis untuk Washington Post. 
Baca Juga :Terduga Pelaku Pembunuh dan Pemerkosa Ditangkap

Di hari kedua forum bisnis Future Investment Initiative (FII) kemarin, MBS berpidato. Itu merupakan pidato pertamanya sejak pembunuhan Khashoggi mencuri perhatian dunia. Dalam kesempatan itu, MBS juga angkat bicara soal kasus tersebut. ‘’Ini adalah kejahatan keji yang tidak bisa dibiarkan. Pembunuhan ini melukai hati seluruh warga Saudi dan juga masyarakat dunia,’’ ujarnya sebagaimana dikutip Washington Post. 

Dia lantas berjanji akan menuntaskan investigasi dan menyeret para pelakunya ke pengadilan. Berita kematian Khashoggi muncul sejak 23 hari lalu. Tapi, hingga kini jasadnya belum diketahui. Kemarin penyidik Turki akhirnya diberi izin untuk memeriksa sumur di area taman kediaman konjen Saudi di Istanbul. Tapi, hingga berita ini selesai ditulis, belum diketahui hasil resminya. 

    Senin (22/10) Chairman Partai Patriotik Turki Dogu Perincek menegaskan bahwa potongan tubuh Khashoggi dimasukkan ke sumur tersebut. Jarak sumur itu dari konsulat tempat Khashoggi dihabisi hanya 500 meter. 

Kantor berita Anadolu mengungkapkan, awalnya otoritas Saudi menolak saat penyidik ingin memeriksa sumur tersebut. Tidak diketahui apa yang membuat mereka berubah pikiran. Sejak Khashoggi menghilang, penyidik Turki sudah beberapa kali menyisir area konsulat dan kediaman konjen di dekatnya. 

Sebelum penyisiran itu, dua sumber Sky News mengungkap adanya potongan tubuh Khashoggi di taman konjen Saudi. Sumber itu juga mengungkapkan, setelah dimutilasi, wajah Khashoggi dirusak. Laporan tersebut langsung menuai reaksi dari banyak pihak. Juru bicara PM Inggris Theresa May menyebut lokasi penemuan tubuh Khashoggi itu patut dipertanyakan. Pihaknya menunggu hasil lengkap penyelidikan oleh otoritas Turki. 

Sementara itu, sikap Amerika Serikat (AS) juga berubah pascapidato Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Selasa lalu. Erdogan menegaskan bahwa Khashoggi dibunuh dengan cara yang keji. Saat diwawancara Wall Street Journal, Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa MBS mungkin ikut terlibat. ‘’Dia menjalankan banyak hal. Jika ada orang yang diberi laporan (soal pembunuhan Khashoggi), itu pasti dia,’’ ujarnya saat ditanya tentang keterlibatan MBS. 

Saudi merupakan salah satu sekutu AS. Selama ini, Trump selalu berusaha melindungi Saudi dalam kasus pembunuhan Khashoggi. Saat ini, tampaknya, hal tersebut tak lagi dilakukannya. 

Pernyataan Trump tersebut keluar setelah Direktur CIA Gina Haspel dikabarkan mendengar rekaman audio dan video yang menjadi bukti penganiayaan dan pembunuhan Khashoggi. Turki diyakini memiliki rekaman itu meski tak pernah mengungkapkannya secara resmi. Melalui media yang dekat dengan pemerintah, otoritas Turki memberikan bocoran secara berkala. 

AS kini mempertimbangkan sanksi untuk Saudi. Untuk sementara, visa 21 orang yang terlibat dalam pembunuhan Khashoggi sudah dicabut. PM Inggris Theresa May juga akan mengambil langkah serupa. ‘’Jika individu (yang terlibat pembunuhan Khashoggi) memiliki visa, visa itu akan dicabut hari ini juga,’’ tegasnya di hadapan anggota parlemen. 

Ilnur Cevik, salah satu penasihat Erdogan, mengungkapkan bahwa kasus pembunuhan itu tak mungkin lepas dari MBS. Setidaknya, 5 di antara 15 anggota tim eksekusi yang dikirim Saudi merupakan tangan kanan MBS. Mereka adalah orang-orang yang tidak mungkin bertindak tanpa sepengetahuan sang putra mahkota. ‘’Bahkan, jika Presiden AS Donald Trump menyelamatkan MBS, di mata dunia dia adalah orang yang patut dipertanyakan dengan darah Khashoggi di tangannya,’’ tulis Cevik di kolom opini Yeni Birlik.(sha/c5/ttg/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook