JENEWA (RIAUPOS.CO) – Informasi yang dikaji Kantor Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menunjukkan pasukan keamanan Israel melepaskan tembakan yang menewaskan jurnalis Al Jazeera, Shireen Abu Akleh, pada Mei.
Juru Bicara Kantor HAM PBB Ravina Shamdasani seperti dikutip dari Jawapos.com yang dilansir dari Antara di Jenewa, Swiss, menyatakan, temuan tersebut menegaskan, bukan tembakan sembarangan dari warga Palestina yang menyebabkan kematian jurnalis keturunan Palestina-Amerika itu.
”Semua informasi yang kami kumpulkan termasuk informasi resmi dari militer Israel dan Jaksa Agung Palestina konsisten dengan temuan bahwa tembakan yang menewaskan Abu Akleh dan melukai rekannya Ali Sammoudi berasal dari Pasukan Keamanan Israel dan bukan dari tembakan sembarangan oleh warga Palestina yang bersenjata, seperti yang awalnya diklaim otoritas Israel,” ujar Ravina Shamdasani.
Pejabat Israel dan Palestina saling menuduh atas insiden yang juga menyebabkan kekacauan di pemakaman Abu Akleh ketika polisi-polisi Israel menyerang para pelayat yang hadir. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan pada Jumat (24/6/2022) bahwa mereka berkomitmen untuk menyelidiki kematian Abu Akleh dan meminta pihak berwenang Palestina untuk berbagi akses ke peluru yang menewaskan jurnalis tersebut.
Sementara itu, Shamdasani mengatakan, Kantor HAM PBB telah melakukan pemantauan sendiri atas insiden tersebut. Dia menolak menggunakan kata penyelidikan. Dia mengatakan PBB telah memeriksa materi foto, video, dan audio serta mengunjungi tempat kejadian, berkonsultasi dengan para ahli, meninjau komunikasi resmi, dan mewawancarai para saksi.
”Sangat menggelisahkan bahwa pihak berwenang Israel tidak melakukan penyelidikan kriminal,” ucap Shamdasani.
Otoritas Palestina mengatakan, penyelidikannya menunjukkan bahwa Abu Akleh ditembak seorang tentara Israel dalam pembunuhan yang disengaja. Di lain pihak, Israel membantah tuduhan itu.
Abu Akleh ditembak mati pada 11 Mei 2022 ketika sedang meliput serangan militer Israel di Kota Jenin di Tepi Barat yang diduduki Israel.
”Temuan kami menunjukkan bahwa tidak ada peringatan yang dikeluarkan dan tidak ada penembakan yang terjadi pada waktu itu dan di lokasi itu,” terang Shamdasani.
”Sekitar pukul 06.30, ketika empat wartawan berbelok ke jalan menuju kamp, mengenakan helm antipeluru dan jaket antipeluru dengan tanda PRESS, beberapa peluru tunggal ditembakkan ke mereka dari arah tentara Pasukan Keamanan Israel,” tambah dia.
”Satu peluru melukai Ali Sammoudi di bahu, satu peluru lagi mengenai kepala Abu Akleh dan membunuhnya seketika,” ucap dia.
Dalam sebuah pernyataan yang menanggapi pernyataan Shamdasani, IDF bersikeras menyatakan telah terjadi baku tembak antara pasukan Israel dan orang-orang bersenjata Palestina.
”Sejak insiden itu, IDF telah menyelidiki dan meninjau keadaan kematian Abu Akleh,” demikian bunyi pernyataan itu.
”Penyelidikan IDF dengan jelas menyimpulkan bahwa Abu Akleh tidak sengaja tertembak oleh seorang tentara IDF dan bahwa tidak mungkin untuk memastikan apakah dia dibunuh oleh seorang pria bersenjata Palestina yang menembak tanpa pandang bulu di daerahnya atau secara tidak sengaja oleh seorang tentara IDF,” demikian pernyataan itu.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman