Biografi Mahmoud Darwis, sang Penyair Palestina yang Menyuarakan Perjuangan

Internasional | Minggu, 22 Oktober 2023 - 02:08 WIB

Biografi Mahmoud Darwis, sang Penyair Palestina yang Menyuarakan Perjuangan
Warga Palestina berkumpul di kawasan Masjidilaqsa setelah gencatan senjataantara Hamas dan Israel disepakatai. (MAHMOUD ILEAN/AP PHOTO)

GAZA (RIAUPOS.CO) - Palestina memiliki penyair sekaligus aktivis terkenal yang menyuarakan perjuangan untuk tanah airnya melalui puisi, yakni Mahmoud Darwish. Mahmoud Darwish merupakan seorang Palestina yang lahir pada 13 Maret 1941, di al-Birwa.

Berdirinya Israel pada 1948, membuat Mahmoud Darwish dan keluarganya bahkan ratusan ribu penduduk Palestina terusir dari tanah kelahirannya.


Peristiwa tersebut dikenal dengan sebutan 'Nakba' atau 'Bencana', penduduk Palestina kehilangan hak-haknya dan terpaksa melarikan diri ke negara lainnya atau mengungsi.

Dikutip dari Al-Jazeera, satu tahun kemudian, Mahmoud Darwish dan keluarganya kembali ke kota asalnya secara sembunyi-sembunyi, dan menjadi penduduk asing di negerinya sendiri. Kemudian, ia bergabung dengan partai komunis Israel dan memulai untuk mempublikasikan puisi-puisi di surat kabar kiri.

Dikutip dari Poetry Foundation, pada 1960-an, ia pernah dipenjara karena membacakan puisi dan bepergian ke desa-desa tanpa izin. Ia dianggap sebagai "penyair perlawanan," dan ditempatkan di bawah tahanan rumah ketika puisinya "Identify Card" dijadikan lagu protes. Meskipun puisi-puisinya membuat Mahmoud Darwish dianiaya oleh otoritas Israel, tetapi ia sangat dihormati oleh masyarakat Arab.

Pasalnya, puisi-puisi tersebut mewakili isi hati mereka, yakni mengenai keadilan, kedamaian, dan kebebasan. Pada 1970-an, ia pergi belajar di Uni Soviet selama setahun, kemudian ke Mesir dan bekerja untuk surat kabar Al-Ahram. Selanjutnya, ia tinggal di Beirut, Lebanon, dan bekerja sebagai penyunting jurnal Palestina Issues, tetapi pada 1982 ia terpaksa meninggalkan posisinya setelah invasi Israel.

Ia menjalani kehidupan pengasingan di beberapa negara, termasuk Paris. Tak hanya menulis, Mahmoud Darwish juga aktif di Pusat Politik Palestina sejak 1970. Pada 1973, ia tergabung sebagai anggota Organisasi Pembebasan Palestina atau Palestinian Liberation Organisation (PLO) dan memainkan peran yang penting.

Ia membuat Deklarasi Kemerdekaan di Aljir, Aljazair dan menuliskan sambutan yang terkenal ketua PLO Yasser Arafat kepada Sidang Majelis Umum PBB pada 1974. Pada 1987, ia menjadi anggota komite eksekutif PLO dan menulis Deklarasi Kemerdekaan Palestina.

Namun, pada 1993, ia mengundurkan diri sebagai protes terhadap pendatanganan Perjanjian Oslo di Washington, oleh Yasser Arafat. Pada 1966, ia diizinkan kembali ke Ramallah atau Tepi Barat dan memulihkan jurnal Al Karmel yang awalnya didirikan pada 1981, tetapi terhenti pada tahun berikutnya karena invasi Israel ke Beirut.

Dalam jurnal tersebut, ia mejabat sebagai penyunting utama hingga akhir hayatnya. Pada 2000, Menteri Pendidikan Israel merencanakan untuk memasukkan puisi-puisi Mahmoud Darwish ke dalam kurikulum sekolah.

Namun, Perdana Menteri Israel Ehud Barak menolak rencana tersebut. Selama hidupnya, Mahmoud Darwish menulis beberapa buku prosa, termasuk memoar Yawmiyyāt al-ḥuzn al-ʿādī (1973; Journal of an Ordinary Grief) dan Dhākirah lil-nisyān (1987; Memory for Forgetfulness).

Selain itu, terdapat lebih dari 20 koleksi puisi yang diciptakannya dan diterjemahkan ke dalam banyak bahasa. Dalam puisinya Mahmoud Darwish ia mencampurkan kisah Palestina dengan mitologi, sejarah, dan penderitaan.

Menyiratkan kecintaan dan kerinduan terhadap tanah airnya yang banyak terukir di bait puisi. Puisi-puisinya memang identik dengan perjuangan Palestina, tetapi ia tak selalu menulis dengan tema tersebut.

Ia memenangkan banyak penghargaan, seperti Lotus Prize (1969), the Lenin Peace Prize (1983), the French medal of Knight of Arts and Belles Letters (1997), wisām (tanda kehormatan) jasa intelektual dari Raja Maroko Muhammad VI (2000), dan Penghargaan Kebebasan Budaya Yayasan Lannan (2001).  Pada 2008 Mahmoud Darwish meninggal di Houston, Texas.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook