Perang Sudan Kian Memburuk, 100 Orang Lebih Tewas, 942 Luka-Luka

Internasional | Rabu, 19 April 2023 - 05:03 WIB

Perang Sudan Kian Memburuk, 100 Orang Lebih Tewas, 942 Luka-Luka
Militer Sudan berjaga-jaga mengantisipasi serangan paramiliter. Perang Sudan makin memburuk. (MIDDLE EAST EYE)

KHARTOUM (RIAUPOS.CO) – Situasi peperangan buntut perebutan kekuasaan di Sudan kian mengkhawatirkan. Bom-bom meledak. Baku tembak terdengar. Asap hitam mengepul di langit Khartoum. Total korban jiwa diperkirakan sudah lebih dari 100 orang dan 942 orang luka-luka. Jumlah itu kian bertambah setiap hari sejak perang meletus.

Sejatinya, kedua pihak yang bertikai sepakat untuk gencatan senjata beberapa jam pada Ahad (16/4) untuk mengevakuasi korban luka. Namun, baku tembak tidak berhenti. Utusan Khusus PBB untuk Sudan Volker Perthes menyatakan kecewa karena kubu militer maupun paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) tidak mematuhi kesepakatan.


Sebelumnya, Khartoum tidak pernah menjadi medan utama pertempuran. Tak ayal, penduduk setempat pun panik. Mereka terjebak di rumah masing-masing tanpa stok makanan dan kebutuhan penting lainnya. Padahal, baku tembak antara militer dan RSF sudah memasuki hari ketiga. Hingga kemarin, belum ada tanda-tanda bakal berakhir.

’’Ini kali pertama dalam sejarah Sudan, terjadi tingkat kekerasan seperti ini di pusat, di Khartoum,’’ terang analis Sudan Kholood Khair seperti dikutip Agence France-Presse.

Pertempuran kemarin berpusat di Istana Republik, gedung komando militer, dan Bandara Internasional Khartoum. Otoritas Penerbangan Sipil sudah menutup wilayah udara setelah pertempuran terjadi di area bandara. Baku tembak juga terjadi di kota-kota sekitar Khartoum. Kedua pihak berusaha menguasai fasilitas-fasilitas utama di ibu kota dan sekitarnya.

Alyona Synenko dari Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan, pertempuran yang sedang berlangsung di penjuru Sudan membuat rumah sakit kewalahan. Situasi penduduk sipil kian memburuk.

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa beberapa rumah sakit di Khartoum yang merawat warga sipil mulai kehabisan stok darah, peralatan transfusi, cairan infus, dan persediaan vital lainnya. Komunitas internasional menyerukan agar kedua pihak saling menahan diri dan berdialog.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook