GAZA (RIAUPOS.CO) - Meski Hamas dilarang mengakses pada sebagian besar platform media sosial tetapi di aplikasi perpesanan Telegram, Followers kelompok militan Palestina ini telah naik berlipat-lipat sejak menyerang Israel pada 7 Oktober 2023 lalu.
Dilansir dari AP News pada Selasa (17/10/2023), salah satu akun milik sayap bersenjata Hamas, Brigade Al Qassam telah memperoleh followers sebanyak tiga kali lipat dan terdapat peningkatan sepuluh kali lipat dalam jumlah penayangan video dan konten lain yang diunggah oleh akun tersebut.
Hamas termasuk dalam organisasi teror asing di Amerika Serikat dan undang-undang internet baru di Uni Eropa yang konsekuensinya bisa membuat platform media sosial besar dapat terkena hukuman jika menampung konten kelompok yang dicap teroris ini.
Meta dan Google telah melarang akun Hamas, tetapi Telegram perusahaan yang didirikan oleh pengusaha Rusia yang kini berbasis di Dubai mengizinkan kelompok tersebut menggunakan layanannya.
Platform media sosial X yang sebelumnya Twitter mengatakan, pihaknya juga melarang Hamas dan telah menghapus ratusan akun yang berafiliasi dengan Hamas.
Dilansir dari DFR News, saluran Telegram untuk sayap militer Hamas, Brigade Al Qassam kini telah memiliki sekitar 200.000 follower pada saat serangan terjadi.
Pengikut saluran tersebut meningkat lebih dari tiga kali lipat, menurut analisis Lab Penelitian Forensik Digital Dewan Atlantik. Sebelum serangan terjadi, postingan yang dibuat saluran tersebut dilihat rata-rata sekitar 25.000 kali. Tetapi kini sudah dilihat lebih dari 300.000 kali yang berarti ada peningkatan lebih dari 10 kali lipat.
Saluran lain yang mengunggah pesan video dari juru bicara Hamas memiliki sekitar 166.000 followers sebelum 7 Oktober, sekarang memiliki lebih dari 414.000 pengikut.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman