JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Islamic Cultural Center (ICC) Jakarta menyatakan protes terhadap serangan militer Israel di Masjid Al Aqsha dan suporter Palestina. ICC menilai Israel bukan negara yang bertujuan ikut serta dalam perdamaian dunia.
"Israel dalam lanskap perdamaian dunia adalah duri dan penghalang paling besar. Negara-negara di dunia sudah sampai pada saat yang tepat untuk menghentikan kekerasan di Palestina hanya dengan cara mendelegitimasi Israel," kata Puskabi ICC, Shafinuddin Al-Mandari dalam seminar internasional bertema 'Membaca Israel dalam Lanskap Perdamaian Dunia', Sabtu (15/4/2023).
"Adapun proposal Solusi Dua Negara, yang mengakui Israel maupun Palestina sebaiknya dikembalikan kepada pendapat rakyat Palestina secara independen. Jika saja rakyat Palestina tak menyetujuinya, maka PBB harus dapat menerima dengan kebesaran hati pengembalian seluruh wilayah Palestina yang diduduki Israel semenjak 1948," imbuhnya.
Sementara itu, Duta Besar Iran, Mahdi Raunak secara tegas mengecam agresi Israel yang dilakukan baru-baru ini. Ia mengatakan, pemerintah Iran selalu berusaha melakukan diplomasi politik untuk menghentikan intimidasi Israel terhadap bangsa Palestina.
"Dari tahun ke tahun Israel selalu melakukan kejahatan serupa, kami selalu berupaya untuk berjuang melalui diplomasi dan politik kepada dunia internasional agar Israel menghentikan tindakannya," kata Mahdi.
Mahdi mengatakan, setiap Jumat terakhir di bulan Ramadan, selalu didedikasikan untuk rakyat Palestina.
"Sejak masa Ayatullah Khomeini, beliau menyerukan agar umat Muslim di seluruh dunia serentak memperingati hari Al Quds yang bertepatan dengan hari Jumat terakhir di bulan Ramadan untuk membela rakyat Palestina," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Mahdi juga menyinggung kembalinya hubungan Iran dan Arab Saudi akan memperkuat harmoni politik kawasan yang sudah dipolitisir dan diadu domba. Dia optimis bahwa Arab Saudi lebih tertarik menjalin persahabatan kembali dengan Iran ketimbang dengan Israel.
"Negara-negara seperti Irak, Suriah, Yaman dan Libanon terlibat konflik karena campur tangan Barat dan Amerika di kawasan, dengan persabatan Iran dan Saudi, kita berharap persatuan rakyat di kawasan Timur Tengah dapat terwujud tanpa intervensi pihak manapun," ujarnya.
Pakar Timur Tengah, Dina Sulaeman juga mengatakan bahwa problematik di Palestina menghambat perdamaian dunia. Apalagi setelah adanya pengakuan kedaulatan Israel dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
"Israel menjadi batu sandungan yang sangat besar dalam cita-cita dunia damai. Semenjak PBB menetapkan Israel berdiri sebagai negara berdaulat di tanah Palestina, Barat memulai suatu drama ketidakadilan," Kata Dina.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman