GAZA (RIAUPOS.CO) – Agresi pasukan militer Israel (IDF) di Jalur Gaza sejak (07/10) lalu, telah membuat lebih dari 18.000 warga tewas dan wilayah Palestina menjadi porak poranda. Meski Israel telah membombardir Jalur Gaza hingga luluh lantak, namun perlawanan pasukan Hamas masih belum melemah.
Dilansir dari AP, pada Rabu (13/12) militan Palestina tersebut melakukan salah satu serangan paling mematikan terhadap tentara IDF sejak invasi Gaza dimulai. Serangan tersebut menewaskan sedikitnya sembilan orang tentara IDF dalam penyergapan di perkotaan, pada Rabu.
Penyergapan di lingkungan padat tersebut terjadi setelah militer Israel berulang kali mengklaim bahwa mereka telah merusak struktur komando Hamas di Gaza utara, mengepung sisa kelompok pejuang, membunuh ribuan militan dan menahan ratusan lainnya. Penyergapan itu terjadi pada hari Selasa di Shijaiyah.
“Pasukan Israel kala itu sedang kehilangan komunikasi dengan empat tentara yang diserang,” kata militer.
Ketika tentara lainnya sedang melancarkan operasi penyelamatan, mereka disergap dengan tembakan keras dan bahan peledak. Serangan tersebut berhasil menewaskan 9 orang tentara termasuk 1 perwira senior. Di antara sembilan orang yang tewas adalah Kolonel Itzhak Ben Basat, 44 tahun, perwira paling senior, dan Letkol Tomer Grinberg, seorang komandan batalyon.
Bentrokan terjadi sepanjang malam hingga Rabu di berbagai wilayah, terutama di Shijaiyah, sebuah lingkungan padat yang menjadi lokasi pertempuran besar selama perang tahun 2014 antara Israel dan Hamas.
“Ini menakutkan. Kami tidak bisa tidur,” kata Mustafa Abu Taha, seorang pekerja pertanian Palestina yang tinggal di lingkungan tersebut, melalui telepon.
“Situasinya semakin buruk, dan kami tidak punya tempat yang aman untuk dituju.”
Menanggapi serangan tersebut, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan, ini merupakan hari yang sangat sulit, namun dia menolak seruan internasional untuk gencatan senjata.
“Kami terus melanjutkan sampai akhir, tidak ada pertanyaan. Saya mengatakan hal ini meskipun ada rasa sakit yang luar biasa dan tekanan internasional. Tidak ada yang bisa menghentikan kami, kami akan terus melanjutkannya hingga akhir, hingga kemenangan, tidak kurang,” katanya dalam pembicaraan dengan para komandan militer.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman