VIRGINIA (RIAUPOS.CO) - Sebuah helikopter milik Angkatan Udara Amerika Serikat, UH-1N ditembak di dekat Manassas, Virginia. Satu dari dua pilot diketahui luka-luka akibat tembakan tersebut.
Seorang pejabat angkatan udara mengatakan helikopter tersebut terbang dalam misi latihan rutin di ketinggian 1.000 kaki saat terjadi insiden penembakan.
Helikopter berhasil mendarat dengan selamat di Bandara Regional Manassas di barat Washington DC. Pilot yang luka dibawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan.
Seperti dikutip CNN dan New York Times, saat ini FBI dan angkatan udara akan menginspeksi dengan cermat kerusakan untuk mengetahui apakah helikopter itu sengaja ditembakkan atau seseorang secara membabi buta melepas tembakan ke udara.
"Pada Senin, 10 Agustus sekitar pukul 12.00 Kantor Lapangan FBI Washington (WFO) mengirim agen khusus dan tim penanggulangan bukti ke Bandara Manassas setelah menerima laporan bahwa sebuah helikopter ditembak dari darat di dekatnya," tulis FBI Washington dalam sebuah pernyataan.
Petugas operasional bandara, Richard Allabaugh melaporkan menara pengawas lalu lintas udara pada Senin (10/8) mendapat pemberitahuan bahwa terjadi keadaan "darurat" di dalam pesawat pada helikopter militer.
Pilot helikopter Angkatan Udara AS yang mengidentifikasi dirinya sebagai Mussel 16 terdengar melaporkan "keadaan darurat medis" kepada menara pengawas. Pilot semula membatalkan rencana pendaratan di Bandara Regional Manassas dan memberitahu untuk menuju "langsung ke Manassas".
"Sebuah helikopter UH-1N Huey yang ditugaskan ke Skuadron Helikopter 1 di Pangkalan Gabungan Andrews melakukan pendaratan darurat pada pukul 12.43 pada 10 Agustus di Manassas selama misi pelatihan rutin," bunyi peringatan tersebut.
"Kantor Investigasi Khusus (OSI) terlibat penuh dengan FBI dalam insiden ini. OSI menangani ancaman terhadap penerbang dan sumber daya kani dengan sangat serius. Karena itulah investigasi ini sedang berlangsung, tidak ada detail investigasi lebih lanjut yang dapat dirilis saat ini," tambah pernyataan tersebut.
Sumber: AFP/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun