Penjualan Simbol Solidaritas Palestina Keffiyeh Melonjak di Amerika Serikat

Internasional | Rabu, 06 Desember 2023 - 22:05 WIB

Penjualan Simbol Solidaritas Palestina Keffiyeh Melonjak di Amerika Serikat
Tiga Pemuda Palestina menggunakan keffiyeh yang menjadi korban penembakan di Amerika Serikat. (TWITTER: @HZOMLOT)

NEW YORK (RIAUPOS.CO) – Keffiyeh merupakan kain untuk hiasan kepala bermotif kotak-kotak hitam putih yang kini digunakan sebagai lambang solidaritas masyarakat dunia terhadap Palestina yang mengalami penjajahan oleh pasukan zionis Israel. Tak hanya di negara-negara Islam, Keffiyeh juga terlihat digunakan oleh sebagian masyarakat di negara barat. Salah satunya yaitu di Amerika Serikat. Mereka menggunakan Keffiyeh sembari berunjuk rasa meminta agar Israel menghentikan serangan genosida di tanah Palestina.

Diketahui masyarakat dan Pemerintah AS memiliki pandangan berbeda mengenai konflik di Timur Tengah. Pemerintah AS tampak sangat mendukung Israel untuk menyerang Hamas Palestina, sedangkan masyarakat AS kebanyakan mendukung Palestina yang tertindas selama puluhan tahun.


Diketahui, tak jarang warga Amerika yang menggunakan keffiyeh kemudian mendapat sasaran penangkapan oleh petugas pemerintah.dan penyerangan dari warga Pro-Israel, seperti yang dilansir JawaPos.com dari Reuters, Rabu (6/12).

Dewan Hubungan Amerika-Islam telah mendokumentasikan beberapa contoh orang yang menjadi sasaran karena mengenakan keffiyeh, mulai dari seorang ayah yang diserang di taman bermain di Brooklyn hingga seorang mahasiswa pascasarjana Harvard yang diberitahu bahwa dia mengenakan syal ‘teroris’.

Menurut seorang fotografer, Eduardo Munnoz mengungkapkan bahwa petugas keamanan mendekati pengunjuk rasa di depan kerumunan yang membawa spanduk, bendera Palestina, dan seorang yang mengenakan keffiyeh. Mereka kemudian mengambil ketiga benda tersebut. Bahkan, dalam insiden yang paling serius, tiga mahasiswa keturunan Palestina dengan dua orang mengenakan keffiyeh baru-baru ini ditembak ketika mereka sedang berjalan-jalan di Burlington, Vermont, AS.

Tamara Tamimi seorang ibu dari salah satu siswa, mengatakan kepada CBS News pekan lalu bahwa dia yakin mereka tidak akan menjadi sasaran jika mereka tidak berpakaian sebagaimana mestinya (menggunakan keffiyeh) dan berbicara bahasa Arab.

Sebuah kelompok aktivis kampus AS, Students for Justice in Palestine (SJP), telah mendorong para mahasiswa untuk menggunakan keffiyeh seminggu setelah serangan tersebut sebagai bentuk solidaritas terhadap mahasiswa Palestina yang ditembak. Di lain tempat yaitu di Houston, Texas, anggota SJP, Anna Rajagopal mengatakan jika dirinya dan teman-temannya tidak akan mengenakan keffiyeh di luar ruangan yang mereka anggap ramah bagi orang Arab dan Muslim, karena mengetahui bahayanya. Terlebih saat ada orang-orang yang mengibarkan bendera Israel dan mengepung kafe tempat mereka berada sembari meneriakkan hinaan.

“Saya dan seorang teman sadar untuk melepas keffiyeh kami setelah meninggalkan wilayah Palestina dan Arab agar aman,” ungkap Rajagopal seorang penulis lepas berusia 23 tahun yang juga merupakan anggota Jewish Voice for Peace, sebuah kelompok yang mengadvokasi kemerdekaan Palestina.

Sementara itu, penjual menyampaikan meski ada banyak sasaran terhadap pengguna keffiyeh di AS, namun permintaan untuk keffiyeh masih terus melonjak dan tidak berkurang.

“Jika kami bisa menyediakan 20.000 keffiyeh, kami akan menjualnya,” kata Morgan Totah, pendiri Handmade Palestine, sebuah kelompok yang berbasis di kota Ramallah, Palestina, yang menjual barang-barang pengrajin lokal secara online.

Media sosial dan globalisasi turut memungkinkan penyebaran tren dan simbol secara cepat, sehingga popularitas keffiyeh dapat berkembang di luar konteks budaya asalnya. Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan permintaan meskipun ada kontroversi di sekitar pemakaiannya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook