Ratusan Negara Sepakat Tuntut Israel Lakukan Gencatan Senjata Kemanusiaan di Gaza

Internasional | Kamis, 14 Desember 2023 - 06:02 WIB

Ratusan Negara Sepakat Tuntut Israel Lakukan Gencatan Senjata Kemanusiaan di Gaza
Sidang anggota PBB bertepuk tangan usai keputusan gencatan senjata didukung oleh 153 negara. (REUTERS)

NEW YOK (RIAUPOS.CO) - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sepakat untuk menuntut gencatan senjata kemanusiaan segera di Gaza, pada Selasa (12/12). Diketahui, setelah sekitar 153 anggota Majelis Umum PBB sepakat untuk mendukung langkah gencatan senjata tersebut.

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden telah memperingatkan Israel bahwa mereka kehilangan dukungan Internasional karena pemboman 'tanpa pandang bulu' terhadap warga sipil dalam perang melawan militan Hamas.


Setelah kecaman dari para pejabat PBB mengenai krisis kemanusiaan yang semakin parah di Gaza, Majelis Umum PBB yang beranggotakan 193 negara mengeluarkan resolusi yang menyerukan gencatan senjata dengan 153 negara memberikan suara mendukung dan 23 negara tidak memberikan suara.

Amerika Serikat dan Israel, yang berpendapat bahwa gencatan senjata hanya menguntungkan Hamas, menentang tindakan tersebut bersama dengan delapan negara lainnya. Resolusi ini tidak mengikat namun mempunyai bobot politik, mencerminkan pandangan global mengenai perang.

Amerika Serikat memveto seruan serupa di Dewan Keamanan yang beranggotakan 15 negara pekan lalu. Otoritas Palestina menyambut baik resolusi tersebut dan mendesak negara-negara lain untuk menekan Israel agar mengadopsi gencatan senjata.

Seorang pejabat Hamas di pengasingan, Izzat El-Reshiq, dalam sebuah pernyataan di Telegram menggemakan reaksi tersebut, dengan mengatakan Israel harus 'menghentikan agresi, genosida, dan pembersihan etnis terhadap rakyat kami'.

Sebelum resolusi tersebut disahkan, Biden mengatakan Israel telah mendapat dukungan dari 'sebagian pejabat dunia' termasuk Amerika Serikat dan Uni Eropa.

"Tetapi mereka mulai kehilangan dukungan karena pemboman tanpa pandang bulu yang terjadi," katanya pada acara donor kampanye di Washington dikutip dari Reuters.

Serangan Israel di Gaza yang beralasan untuk menumpas Hamas telah menewaskan sedikitnya 18.205 warga Palestina dan melukai hampir 50.000 orang sejak 7 Oktober, menurut kementerian kesehatan Gaza. Di Khan Younis, kota utama Gaza selatan, penduduk setempat mengatakan pada Selasa (12/12) telah terjadi penembakan oleh tank Israel yang terfokus di pusat kota.

Salah satu laporan mengatakan tank-tank tersebut beroperasi di jalan di mana rumah Yahya Al-Sinwar, pemimpin Hamas di Gaza berada. Setelah malam tiba, serangan udara Israel terhadap Khan Younis di Jalur Gaza selatan menewaskan sebelas warga Palestina, termasuk dua anak-anak, kata pejabat kesehatan.

Seorang lansia Palestina, Tawfik Abu Breika, sebelumnya mengatakan blok tempat tinggalnya di Khan Younis dihantam tanpa peringatan oleh serangan udara Israel yang merobohkan beberapa bangunan dan menimbulkan korban jiwa.

"Hati nurani dunia sudah mati, tidak ada kemanusiaan atau moral apa pun," kata Breika dikutip dari Reuters. "Ini adalah bulan ketiga kita menghadapi kematian dan kehancuran."

 Selain memperingatkan bahwa Israel mulai kehilangan dukungan internasional, Biden mengatakan bahwa Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu perlu mengubah pola pikir pemerintahan garis kerasnya. Sebagai tanda kekhawatiran dunia atas konflik yang terjadi, yang kini memasuki bulan ketiga, Australia, Kanada, dan Selandia Baru mengatakan mereka mendukung upaya Internasional menuju gencatan senjata yang berkelanjutan dan menyatakan kekhawatiran atas penderitaan warga sipil di Gaza.

"Harga yang harus dibayar dari mengalahkan Hamas bukanlah penderitaan terus-menerus yang dialami seluruh warga sipil Palestina," kata para pemimpin ketiga negara dalam pernyataan bersama.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook