NEW YORK (RIAUPOS.CO) – Pendukung Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden atas perang di Gaza yang melibatkan Israel telah mendapatkan perhatian yang tajam. Mereka menyatakan bahwa pemerintah AS telah melewati Kongres untuk memberikan pasokan peluru tank kepada Israel
Terdengar laporan bahwa AS tidak melakukan penilaian berkelanjutan terkait kemungkinan kejahatan perang yang dilakukan oleh Israel. Dikutip dari The Guardian pada Senin (11/12), jumlah korban jiwa yang tinggi di Gaza telah meningkatkan tekanan terhadap pemerintah AS. AS dikenal sebagai pelindung dan pendukung utama Israel di panggung dunia.
Selain itu, dalam pemungutan suara terbaru di Dewan Keamanan PBB, AS menemukan dirinya dalam isolasi karena menjadi satu-satunya negara yang menentang resolusi gencatan senjata segera antara Israel dan Hamas di Gaza.
Pada Ahad (10/12), PM Israel Netanyahu berterima kasih pada Biden atas veto di Dewan Keamanan PBB dan pasokan senjata ke Israel. Ia menyatakan kedatangan amunisi tambahan yang penting untuk melanjutkan perang.
Pada Sabtu (9/12), Departemen Kerja Sama Pertahanan AS menyatakan Menlu AS Antony Blinken menggunakan kekuatan darurat untuk memasok hampir 14.000 peluru tank ke Israel. Kegiatan ini dilakukan tanpa berkonsultasi dengan Kongres, sehingga melanggar Undang-Undang Pengendalian Ekspor Senjata AS.
Pejabat AS juga mengakui bahwa dalam kasus Israel, AS tidak mengikuti pedoman Biden sendiri. Padahal ia sendiri yang mensyaratkan pemeriksaan ketat dan berkelanjutan atas rekam jejak penerima bantuan senjata dalam mematuhi konvensi Jenewa dan norma global lainnya.
Dilaporkan pula bahwa AS belum melakukan penilaian terhadap kepatuhan Israel terhadap hukum perang karena minimnya akses pada informasi perencanaan operasi militer Israel. Namun, Menlu Blinken bersikeras pada Ahad bahwa AS telah mematuhi pembatasan kontrol ekspor senjata dalam kasus Israel.
Termasuk cara penggunaan senjata dan keharusan menghormati hukum kemanusiaan internasional.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman