GAZA (RIAUPOS.CO) - PERSERIKATAN Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan layanan kesehatan, sanitasi, air, dan makanan di daerah yang sudah terkepung tersebut sudah mendekati titik kritis.
Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan bahwa persediaan makanan di Gaza hampir habis, dengan persediaan yang tersisa hanya tinggal lima hari. Untuk setiap orang yang telah menerima bantuan makanan WFP, setidaknya enam orang lainnya membutuhkan.
Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia PBB (WFP) Cindy McCain mengeluarkan seruan mendesak dari penyeberangan perbatasan Rafah untuk akses kemanusiaan yang aman. Selain itu juga diperluas ke Gaza seiring dengan meningkatnya kebutuhan kemanusiaan dan persediaan makanan yang sangat penting mencapai tingkat yang sangat rendah.
McCain mengakhiri kunjungan dua hari ke Mesir dan bertemu dengan Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi, para pejabat senior pemerintah, dan mengunjungi pusat kegiatan kemanusiaan Bulan Sabit Merah Mesir di Al Arish.
Direktur Eksekutif WFP ini juga meninjau perluasan operasi logistik dan sistem pemantauan yang cepat di penyeberangan perbatasan Rafah, yang sangat penting untuk memberikan bantuan vital bagi orang-orang di Gaza.
Selama kunjungannya, McCain menjajaki peluang bagi Program Pangan Dunia PBB untuk memanfaatkan keahliannya yang luas di bidang logistik selama keadaan darurat.
Hal tersebut dilakukan untuk lebih memperkuat kolaborasi dengan mitra seperti Bulan Sabit Merah Mesir untuk meningkatkan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza. ‘’Saat ini, para orang tua di Gaza tidak tahu apakah mereka dapat memberi makan anak-anak mereka hari ini dan apakah mereka akan bertahan hidup untuk melihat hari esok. Penderitaan yang hanya berjarak beberapa meter dari sini tidak dapat dibayangkan jika kita berdiri di sisi perbatasan ini,’’ ujar Cindy McCain saat kembali dari penyeberangan perbatasan Rafah, Mesir. ‘’Hari ini, saya membuat permohonan yang mendesak untuk jutaan orang yang hidupnya terkoyak oleh krisis ini,’’ tambahnya.
Pemboman Israel yang intens di Jalur Gaza, telah menyebabkan kematian 10.328 warga Palestina, termasuk 4.237 anak-anak, sejak perang dimulai pada tanggal 7 Oktober. Sedangkan untuk Israel kurang lebih 1.400 orang tewas dalam periode yang sama.
Dilansir dari Al Jazeera, Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan jumlah korban luka-luka telah meningkat menjadi 25.965 orang.
Pada tanggal 9 Oktober, militer Israel mengumumkan blokade total di daerah yang sudah terkepung, termasuk larangan air dan makanan. Dua hari kemudian, mereka memutus aliran listrik dan membatasi masuknya bantuan dan bahan bakar.(esi)
Laporan JPG, Gaza