NEW YORK (RIAUPOS) - Amerika Serikat (AS) menghadapi kondisi yang buruk dalam tiga hari terakhir akibat serangan pandemi corona (Covid-19).
Dalam tiga hari terakhir, lebih 2.000 orang meninggal dalam kurun 24 jam. Artinya, lebih 6.000 orang meninggal dalam tiga hari terakhir di sana. Kondisi ini terjadi karena warga AS yang tak disiplin dan banyak yang mengabaikan protokol yang dikeluarkan pemerintah.
Berdasarkan data statistik Johns Hopkins University, tercatat 2.053 orang meninggal pada Kamis (30/4), setelah 2.502 kematian pada hari sebelumnya, dan 2.207 pada Selasa (28/4). Berarti selama tiga hari ada 6.762 orang meninggal akibat corona.
Secara keseluruhan, 63.856 orang meninggal dunia di AS karena penyakit akibat virus corona atau Covid-19. Worldometer mencatat 1.095.023 kasus Covid-19 di AS, 152.324 di antaranya sembuh per Jumat (1/5) waktu Indonesia.
Berdasarkan data tersebut, AS masih menjadi negara yang paling terdampak penyebaran pandemi corona. AS merupakan negara dengan kasus serta angka kematian akibat corona tertinggi di dunia saat ini.
Dilansir AFP, sejumlah ahli memprediksi jumlah kasus terinfeksi sebenarnya lebih banyak dari yang terlaporkan karena pemeriksaan dan tes corona di AS masih minim.
Meski kasus corona baru dan angka kematian di AS masih meningkat, pemerintahan Presiden Donald Trump tetap berencana melonggarkan sejumlah kebijakan pembatasan pergerakan.
Sejumlah negara bagian di AS, seperti Georgia, Texas, Missouri juga telah mulai membuka beberapa kegiatan bisnis.
Sumber: AFP/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun