JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Sebuah laporan yang mengagetkan pemerintah Indonesia datang dari surat kabar terbitan Israel, Haaretz, lewat pemberitaan mereka pada awal Mei lalu.
Bahkan, laporan koran tertua di Israel itu dibantah langsung oleh Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi. Adapun judul berita di Haaretz yang memantik perhatian publik Indonesia, yakni "Without Diplomatic Ties, Progress Made Toward Indonesia Issuing Tourist Visas for Israelis".
Diketahui, berita itu membeberkan pembicaraan antara kamar dagang Israel dan Indonesia soal fasilitas bebas visa kunjungan bagi turis asal negeri di Timur Tengah tersebut.
Baca Juga :Tentara Israel Tembaki Konvoi Bantuan di Jalur Gaza, UNRWA Bereaksi Keras
“Kami berharap bahwa orang-orang di Indonesia yang mencoba mempromosikan ulaya untuk mencairkan hubungan ini segera berhasil,” kata ketua Kamar Dagang Israel, Emanuel Shahaf.
Dalam pemberitaan itu, Haaretz pun menulis bahwa Indonesia sebagai negeri dengan populasi muslim terbesar di dunia memang secara resmi tidak mengaku Israel, tetapi sejak Palestina dan Israel menandatangani Piagam Oslo pada era 1990-an, ada peningkatan hubungan secara klandestin antara Indonesia dengan satu-satunya negara Yahudi di dunia itu, terutama di bidang ekonomi.
Adapun pada Maret 2016, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat bertemu sejumlah jurnalis Indonesia menyatakan bahwa sudah saatnya ada hubungan formal antara negerinya dengan Indonesia.
Dia menyebut, alasan-alasan yang selama ini mencegah hubungan kedua negara sudah tidak relevan lagi. Bahkan, Netanyahu juga membanggakan pertemanannya dengan sejumlah orang Indonesia di media sosial.
”Saya punya cukup banyak teman dari Indonesia di Facebook,” tuturnya.
Beberapa pekan setelah pertemuan Netanyahu dengan sejumlah jurnalis Indonesia, Wakil Perdana Menteri Israel Tzipi Hotovely bahkan mengungkap adanya kontak rahasia dengan Indonesia dalam rangka memperkuat hubungan antara kedua negara.
Dia mengatakan, ada pejabat Kementerian Luar Negeri Israel untuk wilayah Asia Tenggara yang sudah masuk ke Jakarta. Haaretz juga mengabarkan, pada 2017 sempat ada laporan tentang rencana pemerintah Indonesia memasukkan Israel ke dalam daftar negara yang warganya bisa memperoleh fasilitas bebas visa. Akan tetapi, pemerintah Indonesia membantahnya.
Meski begitu, Menlu RI Retno Marsudi menyatakan bahwa Indonesia dengan Israel tidak pernah melakukan pembicaraan rahasia dengan Israel untuk membicarakan fasilitas bebas visa.
"Beredar berita bahwa sejak 2016 ada pertemuan atau negosiasi rahasia yang mengatakan memulai membahas masalah hubungan diplomatik atau bebas visa antara Indonesia dan Israel. Dalam kesempatan ini saya ingin menegaskan bahwa hal tersebut tidak benar," katanya di Jakarta, Jumat (1/6/2018).
Indonesia, tegasnya, tetap pada posisi bersama Palestina.
"Jadi, keberpihakan politik luar negeri Indonesia terhadap Palestina sudah sangat jelas dan saya perlu tegaskan kembali," tuntasnya.
Di sisi lain, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly memperkuat bantahan Menlu Retno. Bahkan, Indonesia pernah menolak permohonan visa 53 warga negara Israel.
"Kami tidak pernah membicarakan bahkan berdiskusi tentang bebas visa untuk negara Israel karena memang, seperti kata Menlu, kita tidak punya hubungan diplomatik dengan mereka," tegasnya.(ara)
Sumber: JPNN
Editor: Boy Riza Utama