KASUS PEMBUNUHAN OLEH POLISI

Polisi Mutilasi Anak, IPW: Itu Persoalan Kejiwaan Serius di Polri

Hukum | Sabtu, 27 Februari 2016 - 15:54 WIB

Polisi Mutilasi Anak, IPW: Itu Persoalan Kejiwaan Serius di Polri

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Kasus mutilasi yang dilakukan polisi terhadap dua anak kandungnya yang masih di bawah umur di Kalimantan Barat semakin menunjukkan ada persoalan serius di lapisan bawah kepolisian. Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane menegaskan, persoalan itu adalah masalah kejiwaan.

“Sayangnya elit-elit Polri masih kurang serius menangani masalah ini,” kata Neta menjawab JPNN, Sabtu (27/2/2016).

Baca Juga :Setahun, Kejari Pekanbaru Tuntut Hukuman Mati 11 Terdakwa

IPW sangat prihatin dengan kasus mutilasi yang melibatkan polisi ini. Meski tak bisa digeneralisir, tapi Neta memandang, kasus ini bisa dilihat sebagai teori gunung es bahwa yang terpendam di dalam dinamika kehidupan lapisan bawah kepolisian, ada persoalan kejiwaan yang perlu segera dicermati dan diatasi para elit di Mabes Polri.

“Sebab, kasus mutilasi ini hanya bagian kecil dari sejumlah kasus sadis yang dilakukan para polisi lapisan bawah sejak beberapa tahun terakhir,” jelasnya.

Berbagai kasus sadis yang dilakukan polisi lapisan bawah Polri, jabarnya, mulai dari kasus salah tangkap, menyiksa tersangka, membunuh sesama polisi, membunuh pacar, membunuh istri, menembak atasan, polisi bunuh diri dan terakhir memutilasi anak sendiri. “Tingginya tingkat kesadisan yang dilakukan para polisi itu dari tahun ke tahun menunjukkan betapa lemahnya proses rekrutmen di Polri,” kritiknya.

Seakan-akan psikotes dalam rekrutmen itu, menurutnya, tidak mampu menyaring figur-figur yang bermasalah. Sehingga dari tahun ke tahun Polri selalu dihadapkan pada ulah polisi-polisi berwatak sadis yang jauh dari misi Polri yang  melayani, mengayomi dan melindungi.

Diketahui, anggota Satuan Intelijen Keamanan Kepolisian Resor Melawi, Kalbar, Brigadir Petrus Bekus memutilasi dua anak kandungnya, Fab (4) dan Amo (3) di rumah dinasnya. (boy)

Sumber: JPNN

Editor: Hary B Koriun









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook