RATA-RATA BERUMUR 30AN

Sindikat Saracen Ternyata Dikelola Anak-anak Muda, Ini Penyebabnya

Hukum | Sabtu, 26 Agustus 2017 - 15:45 WIB

Sindikat Saracen Ternyata Dikelola Anak-anak Muda, Ini Penyebabnya
Ilustrasi. (JPG)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Pelaku dan target utama di dalam kelompok Saracen, sindikat penebar ujaran kebencian (hate speech) dan SARA, datang dari kalangan muda. Sebab, tiga orang yang tertangkap polisi rata-rata berumum 30 tahanunan.

Menurut Psikolog Klinis Liza Marielly Djaprie, meski pelakunya memahami hal itu dapat memecah belah bangsa, mereka tetap saja melakukan hal itu. Karena itu, kata dia, mereka memilih anak-anak muda sebagai penyebar kebencian itu.

Baca Juga :1.537 Warga Riau Terserang DBD 14 Orang Meninggal

Apalagi, imbuhhnya, bayarannya cukup menggiurkan, yakni Rp75-100 juta per proyek.

"Secara psikologis enggak semua orang baik mentalnya. Yang penting cari uang cepat meski tahu ini akan memecah belah bangsa," katanya kepada JawaPos.com, Jumat (25/8/2017).

Bareskrim Polri sebelumnya telah mengungkap kelompok penyebar ujaran kebencian dan SARA melalui media sosial. Polisi menangkap tiga pelaku yang masing-masing berinisial JAS (32), SRN (32), dan MFT (30). Kata "Saracen" mendadak dikenal publik setelah polisi menangkap tiga orang anggota sindikat penyebar ujaran kebencian yang mengandung konten SARA.

Lantas apakah Saracen hingga dipakai menjadi nama sindikat penyebar ujaran kebencian?

Laman Wikipedia Indonesia menyatakan bahwa "Saracen" berasal dari bahasa Yunani, yakni Saracenus. Wikipedia menyebut, istilah ini kali pertama dipakai pada awal masa Romawi Kuno untuk menyebutkan sebuah suku Arab di Semenanjung Sinai.

Kemudian, pada masa-masa berikutnya, orang-orang Kristen Romawi memperluas penggunaan kata ini untuk menyebut orang Arab secara keseluruhan. Setelah berkembangnya agama Islam, terutama pada masa Perang Salib, istilah itu lantas digunakan terhadap seluruh Muslim (orang Islam).









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook