JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Saksi Wisma Atlet Yulianis menyebut kantor kuasa hukum Nazaruddin, Elza Syarif menjadi lokasi transaksi uang Rp1 miliar ke mantan pimpinan KPK Adnan Pandu Praja. Hal itu langsung dibantah oleh Elza.
Meski begitu, diakuinya bahwa dirinya enggan melaporkan Yulianis ke pihak kepolisian karena pencemaran nama baik. Elza menilai, lebih baik dirinya mendorong lembaga antirasuah bisa menjadikan Yulianis tersangka.
"Ngapain ambil langkah hukum, saya hanya akan terus dorong KPK saja supanya bisa dihukum 1000 tahun," katanya dalam konfrensi pers di kantornya, Jalan Latuharhari, Jakarta, Rabu (26/7/2017).
Elza menerangkan, dirinya enggan melaporkan Yulianis karena hanya akan membuang-buang waktu saja. Sebab, dia bukanlah seorang pengusaha yang bisa mewakilkan ke seseorang untuk mengelola bisnisnya.
Diakuinya, bisnis pengacara itu hanya dikelola oleh dirinya saja. Jika dia sibuk mengurusi persoalan lain, sambungnya, pengasilannya akan hilang.
"Nanti abis waktu saya buat bolak-balik ke kepolisian, saya cari duitnya jadi susah," tuturnya.
Terlebih, sambungnya, sudah beberapa kali melaporkan Yulianis ke Polda Metro Jaya dan Mabes Polri terkait pemberian kesaksian palsu. Akan tetapi, hingga sekarang tidak jelas proses laporan itu.
Karena itu, dia menilai tidak perlu melaporkan Yulianis ke kepolisian.
"Nanti saya seperti keledai dungu saja, sia-sia melaporkan Yulianis," tuntasnya.
Yulianis pada saat Pansus KPK di DPR mengungkapkan mantan pimpinan KPK Adnan Pandu Praja menerima uang dari Nazaruddin senial Rp1 miliar melalui sesorang perempuan bernama Minarsih di kantor pengacara Elza Syarief. Yulianis tidak mengetahui pemberian uang itu keperluan apa karena dirinya diberitahu oleh Minarsih.
Karena itu, Pansus DPR disarankannya untuk menanyakan langsung ke Elza Syarief. Yuliani menambahkan dalam pertemuan itu juga dihadiri oleh Minarsih, Marisi Matondang (terpidana kasus alat kesehatan), Elza Syarief , Hasyim (adik Nazaruddin) dan Adnan Pandu Praja. (cr2)
Sumber: JPG
Editor: Boy Riza Utama
