KASUS PEMBUNUHAN OLEH POLISI

Psikolog Forensik Minta Polri Ubah Pola Rekrutan Personel

Hukum | Jumat, 26 Februari 2016 - 20:49 WIB

Psikolog Forensik Minta Polri Ubah Pola Rekrutan Personel

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Sistem penerimaan dan pemeriksaan rutin terhadap jajaran di tubuh Polri menjadi sorotan setelah terjadinya peristiwa pembantaian oleh oknum polisi di Polres Melawi, Kalimantan Barat (Kalbar). Hal ini dianggap harus menjadi titik balik bagi di tubuh Polri terkait bagaimana menyiapkan sumber daya manusia yang baik.

Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel menuturkan, sejauh ini dalam penerimaan anggota baru, Polri hanya mengadakan tes kecerdasan dan kesiapan bekerja saja. Untuk itu pola rekrutan calon prajurit Polri, baik untuk tingkat bintara, perwira atau akademi Polri (Akpol) perlu ada perubahan mendasar. Agar mendapatkan SDM yang memumpuni dan bisa mengontrol jiwa.

Baca Juga :Setahun, Kejari Pekanbaru Tuntut Hukuman Mati 11 Terdakwa

"Staf Sumber Daya Manusia Polri harus mengadakan tes, baik untuk penerimaan anggota baru dan secara berkala bagi polisi lainnya," kata Reza Indragiri Amriel kepada JawaPos.com, Jumat (26/2/2016).

Menurut Reza, pengecekan terhadap personil juga harus menyeluruh bagi anggota Polri di bidang mana pun. Karena setiap tugas polisi memiliki tanggungjawab yang besar. "Diklat dan pelatihan guna mengidentifikasi stres. Dan membangun asertivitas," sambungnya.

Polisi, menurutnya, juga manusia yang tentu memiliki masalah pribadi dan keluarga di luar pekerjaan. Hal itu harus dikontrol oleh personel ituPsendiri, di samping mengemban tanggungjawab besar dari pekerjaannya sebagai anggota Polri. "Untuk itu perlu dilakukan antisipasi stres agar tidak terjadi peristiwa serupa," tuntasnya.

Kejadian pembantaian oleh Brigadir Petrus Bakus kepada dua anak kandungnya ini diketahui terjadi Jumat dini hari. Tepatnya di asrama polisi Polres Melawi Gang Darul Falah, Desa Paal Kecamatan Nanga Pinoh, Melawi.

Dua anaknya yang masih berusia tiga dan empat tahun dibantai secara sadis dengan cara dimutilasi. Perbuatan ini pun dilakukan pelaku seorang diri menggunakan parangnya. (elf)

Sumber: JPNN

Editor: Hary B Koriun









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook